Dolar AS Mulai Ditinggalkan, Rupiah Melesat 4 Hari Beruntun!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 24/12/2021 15:23 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses mencatat penguatan 4 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (24/12). Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat dolar AS yang menyandang status aset aman (safe haven) mulai ditinggalkan.

Melansir data Refinitiv, rupiah langsung melesat 0,54% ke Rp 14.170/US$ yang merupakan level terkuat sejak 1 November lalu. Namun, penguatan rupiah sempat terpangkas cukup banyak hingga tersisa 0,08% saja.

Di penutupan perdagangan rupiah berada di Rp 14.220/US$, menguat 0,19% di pasar spot. Dengan penguatan hari ini, total dalam 4 hari rupiah melesat lebih dari 1%.


Tekanan yang dialami dolar AS dalam beberapa hari terakhir bahkan terjadi meski bank sentral AS (The Fed) kini diperkirakan bisa menaikkan suku bunga di bulan Maret 2020. Apalagi inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) kembali menunjukkan kenaikan.

Fakta dolar AS masih terus tertekan meski suku bunga segera dinaikkan menjadi sinyal the greenback mulai ditinggalkan.

Kemarin, Departemen Perdagangan AS kemarin melaporkan inflasi PCE di bulan November melesat 5,7% year-on-year (yoy). Inflasi di bulan November tersebut merupakan pertumbuhan tertinggi sejak Juli 1982.

Sementara inflasi inti PCE tumbuh 4,7%, tertinggi sejak September 1983.

Inflasi PCE merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter. Pada pekan lalu, The Fed mengumumkan mempercepat normalisasi kebijakan moneternya. Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) nilainya ditingkatkan menjadi US$ 30 miliar setiap bulan dari sebelumnya US$ 15 miliar.

Dengan demikian QE The Fed bisa berakhir di bulan Maret. Setelahnya, The Fed akan menaikkan suku bunga, dan memberikan proyeksi kenaikan sebanyak 3 kali di tahun depan.

Pasar melihat The Fed berpeluang menaikkan suku bunga paling cepat di bulan Maret 2022. Hal ini terlihat di perangkat FedWatch milik CME Group, di mana ada probabilitas sebesar 53,8% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5%.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> 3 Studi Sebut Virus Omicron Bergejala Ringan


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025

Pages