Top Gainers 2021! Cuan Ribuan Persen, Ini Saham atau Ngepet?

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 23/12/2021 07:40 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ini pasar saham Tanah Air berhasil mencatatkan kinerja yang positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses membukukan kenaikan 9,21% secara year to date (ytd).

Di tengah kinerja indeks yang positif terpantau beberapa saham mencatatkan kinerja yang sangat fantastis. Tim Riset CNBC Indonesia mencatat ada 10 saham yang mengalami kenaikan lebih dari 1.000%.


Berikut ini adalah sepuluh saham dengan cuan ribuan persen di sepanjang tahun ini:

Emiten

Ticker

Return 2021

PT DCI Indonesia Tbk

DCII

8828.57%

PT Allo Bank Indonesia Tbk

BBHI

4259.82%

PT Berkah Beton Sedaya Tbk

BEBS

3332.22%

PT Telefast Indonesia Tbk

TFAS

2733.33%

PT Bank Aladin Syariah Tbk

BANK

1684.17%

PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk

PANI

1451.72%

PT Damai Sejahtera Abadi Tbk

UFOE

1179.41%

PT Bank Bumi Artha Tbk

BNBA

1081.21%

PT Digital Mediatama Maxima Tbk

DMMX

1048.31%

PT IndoSterling Technomedia Tbk

TECH

1008.13%

Juara saham yang memberikan cuan paling banyak tahun ini jatuh kepada PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang bergerak di sektor data center. Sejak melantai perdana Januari silam di harga Rp 420/unit, DCII sudah terbang lebih dari 88 kali lipat.

Menariknya, tak hanya DCII akan tetapi ternyata ada empat saham yang baru saja melantai di bursa (IPO) yang masuk ke dalam daftar ini seperti PT Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), dan PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE).

Saham-saham yang baru IPO memang sangat mudah untuk digoreng karena saat melantai sebagian besar saham beredar hanya dikuasai oleh segelintir investor saja sehingga harga sahamnya mudah digerakkan naik alias cornering.

Selain saham-saham yang baru saja IPO, jika dilihat dari sektoral, ternyata ada tujuh saham yang terafiliasi dengan sektor perbankan digital dan emiten sektor teknologi.

Catat saja, posisi kedua saham dengan apresiasi paling tinggi tahun ini diduduki oleh PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Dulu bernama PT Bank Harda International Tbk dan baru berganti nama setelah diakuisisi oleh pengusaha Chairul Tanjung lewat PT Mega Corpora.

Harga saham BBHI langsung melesat setelah melakukan dua kali aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue di tahun lalu dan tahun ini.

Transformasi bisnis model BBHI menjadi bank digital menjadi katalis positif bagi harga sahamnya. Selain BBHI ada juga saham bank mini lain yang memberikan return ribuan persen lain.

Adalah saham PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) yang sepanjang 2021 melesat 1.081%. Bank yang tergolong ke dalam KBMI I ini melesat bersamaan dengan saham-saham bank mini lain yang direncanakan untuk diubah menjadi bank digital.

Kala itu spekulasi yang beredar di pasar adalah BNBA sedang didekati induk perusahaan Shopee yaitu SEA Bank yang bakal mengakuisisi bank kecil untuk dijadikan bank digital. Namun pada akhirnya BNBA justru diakuisisi oleh PT Takjub Teknologi alias Ajaib sebanyak 24% dengan nilai lebih dari Rp 800 miliar.

Antusiasme terhadap bank digital sangat terasa karena dianggap memiliki prospek yang menjanjikan karena bakal lebih agile dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah karena mengusung konsep tanpa cabang (branchless).

Dengan biaya operasional yang rendah dan peluang penyaluran kredit yang lebih optimal diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas serta pertumbuhan bisnis perusahaan yang berujung pada kenaikan return on equity (ROE) yang lebih besar.

Industri perbankan Indonesia juga dikenal dengan rasio laba (Net Interest Margin/NIM) tertinggi di dunia sehingga juga turut menarik minat investor strategis dan global.

Sedangkan saham teknologi yang melesat ribuan persen yakni saham PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH). Saham teknologi Tanah Air ikut terkerek sentiment global serta adanya perubahan ekonomi di kala pandemi.

Saat wabah Covid-19 merebak dan lockdown masif diterapkan di berbagai negara maka konsumen beralih untuk berbelanja online, konsumsi paket data untuk internet juga meningkat begitu juga penggunaan uang elektronik. Hal ini juga mendorong berbagai perusahaan melakukan transformasi digital perusahaan.

Saham lain yang juga naik ribuan persen di tahun ini adalah saham perusahaan manufaktur packaging, pemrosesan produk perikanan dan cold storage yaitu PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI). Saham PANI terdorong naik setelah PANI diakusisi oleh Agung Sedayu Group dimana digadang-gadang akan ada aksi backdoor listing di emiten yang satu ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pilah Pilih Investasi "Harga Diskon" Saat Ekonomi Melemah