
INA Kembali Borong Saham Mitratel, Kini Kuasai 5% Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana abadi Indonesia atau sovereign wealth fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA) kembali menambah kepemilikan saham di emiten menara telekomunikasi PT PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/12), INA membeli sebanyak 308.460.300 saham MTEL sepanjang periode 22 November 2021 sampai 13 Desember 2021.
Transaksi pembelian dilakukan sebanyak 16 kali selama 16 hari perdagangan yang berbeda, dengan rentang harga pembelian saham di Rp 765-793/unit.
Dengan ini, porsi kepemilikan INA di saham MTEL menjadi sebanyak 4.179.360.200 saham atau setara dengan 5% dari total saham perseroan.
Sebelum transaksi ini, INA sudah menggenggam 3.870.899.900 atau 4,63% saham anak usaha emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tersebut.
"Tujuan transaksi [ini untuk] investasi jangka panjang," jelas VP Investor Relation Mitratel Rendyansyah Jovian dalam keterbukaan informasi, dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/12).
Sebelumnya, bersamaan dengan debut MTEL di bursa pada 22 November lalu, INA mengumumkan, realisasi investasinya di sektor infrastruktur digital dan teknologi melalui saham MTEL.
Kala itu CIO INA Stefanus Hadiwidjaja mengatakan, keikutsertaan INA sebagai salah satu investor dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Mitratel merupakan wujud nyata komitmen INA untuk mendukung akselerasi pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital di Indonesia, terutama sektor menara telekomunikasi.
"IPO Mitratel merupakan penyaluran dana investasi pertama dari INA sebagai sovereign wealth fund Indonesia di bidang infrastruktur digital dan teknologi," kata Stefanus dalam keterangannya, Senin (22/11/2021).
Mitratel Bakal Caplok 6.000 Menara
Diwartakan CNBC Indonesia sebelumnya, manajemen Mitratel berencana untuk melakukan akuisisi hingga enam ribu menara dalam 2-3 tahun ke depan. Akuisisi ini merupakan bagian dari upaya pengembangan bisnis perusahaan secara anorganik.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan ada potensi untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari sister company-nya, Telkomsel yang berpotensi untuk melepas enam ribu dari delapan ribu menara yang dimilikinya saat ini.
"Yang diakuisisi sekarang yang memang punya banyak Telkomsel ada 8.000, sekitar 6.000 akan dilepas. Di samping itu ada opportunity lain operator kecil yang mau jual tower, ada lebih dari 10 dari small operator buat M&A [merger & acquisition]," jelas Hendra, kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/12/2021).
Akuisisi menara ini akan dilakukan menggunakan dana hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang baru saja diperoleh perusahaan. Dari Rp 18 triliun yang didapat, rencananya sebagian besar akan digunakan untuk kebutuhan akuisisi ini.
Selain menambah jumlah menara baik secara organik dan anorganik, perusahaan juga menargetkan untuk meningkatkan rasio kolokasi/penyewaan (tenancy ratio) hingga ke angka 1,8x di 2025 mendatang. Mengingat saat ini tenancy ratio perusahaan masih rendah di 1,64x untuk Pulau Jawa dan 1,39x di luar Jawa.
Sebagai informasi, saham MTEL ditutup turun 1,91% ke harga Rp 770/unit pada perdagangan Senin (20/12), dengan nilai transaksi Rp 30,45 miliar.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article INA & HK Rampungkan Transaksi Investasi Tol Trans Sumatera