Ini 10 Saham yang Bikin IHSG Rontok

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 10:13 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot ke zona merah pada awal perdagangan Senin (20/12/2021), sebanyak 10 saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) ambles dan mayoritas dilego oleh investor asing.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.43 WIB, IHSG turun 0,62% ke posisi 6.560,73, dengan nilai transaksi Rp 2,34 triliun dan volume perdagangan 5,1 miliar saham.

Sementara, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 183,55 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 3,49 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.


Berikut saham-saham big cap yang turut membuat IHSG memerah pagi ini.

  1. Chandra Asri Petrochemical (TPIA), saham -3,38%, ke Rp 7.150/saham, nilai jual bersih asing Rp 1,41 M

  2. Telkom Indonesia (TLKM), -1,46%, ke Rp 4.040/saham, jual bersih asing Rp 5,07 M

  3. Bank Central Asia (BBCA), -1,33%, ke Rp 7.400/saham, jual bersih asing Rp 26,32 M

  4. Astra International (ASII), -1,29%, ke Rp 5.725/saham, jual bersih asing Rp2,94 M

  5. HM Sampoerna (HMSP), -1,02%, ke Rp 970/saham, beli bersih asing Rp 285,90 juta

  6. Bank Jago (ARTO), -0,94%, ke Rp 15.750/saham, jual bersih asing Rp 16,90 M

  7. Bank Mandiri (BMRI), -0,70%, ke Rp 7.100/saham, jual bersih asing Rp 13,99 M

  8. Bank Negara Indonesia (BBNI), -0,37%, ke Rp 6.725/saham, jual bersih asing Rp 12,01 M

  9. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), -0,24%, ke Rp 4.100/saham, jual bersih asing Rp 33,00 M

  10. Unilever Indonesia UNVR), -0,24%, ke Rp 4.140/saham, jual bersih asing Rp 5,05 M

Saham emiten petrokimia TPIA menjadi yang paling ambles sebesar 3,38% di tengah aksi jual oleh asing Rp 1,41 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan, TPIA turun 2,38%, sedangkan dalam sebulan stagnan.

Saham emiten telekomunikasi TLKM juga minus 1,46%, dengan nilai jual asing Rp 5,07 miliar pagi ini.

Kabar teranyar, Binance, bursa aset kripto (cryptocurrency) terbesar dari sisi transaksi, membentuk usaha patungan (joint venture) dengan konsorsium yang dipimpin oleh MDI Ventures, venture capital milik Telkom Indonesia. Perusahaan baru ini akan mengembangkan bursa kripto di Indonesia.

Dalam kerja sama ini, Binance akan menyediakan infrastruktur dan teknologi manajemen aset kelas dunia untuk mendukung pengembangan platform bursa kripto baru. Konsorsium ini akan memiliki akses ke lebih dari 170 juta konsumen di Indonesia.

Saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa, emiten bank BBCA juga merosot 1,33%, di tengah nilai jual asing mencapai Rp 26,32 miliar.

Memerahnya, IHSG terjadi seiring adanya sentimen negatif, terutama soal varian anyar Covid-19 Omicron.

Akhir pekan lalu kinerja bursa saham AS terbilang buruk. Indeks Dow Jones ambles 1,48%. Indeks S&P 500 melemah 1,03% sedangkan Nasdaq Composite melemah tipis 0,07%.

Pagi ini mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona merah dengan indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 1%.

Sepekan jelang libur Natal, pasar berpeluang melihat kenaikan volatilitas di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara-negara maju yang memicu kebijakan pembatasan sosial (lockdown).

Volatilitas terjadi karena ketidakseragaman arah narasi terkait prospek ekonomi dan bisnis. Di satu sisi, pelaku pasar mendapati fakta bahwa Omicron terbukti tidak memicu gejala yang parah, di sisi lain pemerintah negara maju bersikap reaktif dengan melakukan lockdown.

Terbaru, Walikota London Sadiq Khan mengumumkan status "insiden besar" pada hari Minggu kemarin, menyusul lonjakan infeksi Covid-19 akibat varian Omicron. Dia mempertimbangkan untuk kembali memberlakukan lockdown.

Omicron merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lain meski hanya menimbulkan gejala ringan. Di Indonesia, varian tersebut sudah terkonfirmasi pada pekan lalu, dan memicu kekhawatiran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat