Digempur Habis-habisan, IHSG Nyerah di Zona Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 09:16 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,46% ke level 6.71,8 pada perdagangan perdana pekan ini, Senin (20/12/2021).

IHSG lanjut terkoreksi pada 09.10 WIB dengan pelemahan sebesar 0,62% dan bergerak di level 6.557,81. Asing terpantau net sell sebesar Rp 56 miliar di pasar reguler.

Saham yang paling banyak dilepas asing ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 22 miliar dan Rp 14 miliar.


Sedangkan saham yang paling banyak dibeli asing adalah saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 1 miliar dan Rp 885 juta.

Akhir pekan lalu kinerja bursa saham AS terbilang buruk. Indeks Dow Jones ambles 1,48%. Indeks S&P 500 melemah 1,03% sedangkan Nasdaq Composite melemah tipis 0,07%.

Pagi ini mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona merah dengan indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 1%.
Sepekan jelang libur Natal, pasar berpeluang melihat kenaikan volatilitas di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara-negara maju yang memicu kebijakan pembatasan sosial (lockdown).

Volatilitas terjadi karena ketidakseragaman arah narasi terkait prospek ekonomi dan bisnis. Di satu sisi, pelaku pasar mendapati fakta bahwa Omicron terbukti tidak memicu gejala yang parah, di sisi lain pemerintah negara maju bersikap reaktif dengan melakukan lockdown.

Terbaru, Walikota London Sadiq Khan mengumumkan status "insiden besar" pada hari Minggu kemarin, menyusul lonjakan infeksi Covid-19 akibat varian Omicron. Dia mempertimbangkan untuk kembali memberlakukan lockdown.

"Jika tak memberlakukan pembatasan baru lebih cepat dan malah menunda-nunda, anda akan melihat lebih banyak kaus positif dan berpotensi membuat layanan publik seperti NHS [National Health Service] di jurang keambrukan, jika tidak ambruk saat itu juga," tuturnya kepada BBC, Minggu (19/12/2021).

Omicron merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lain meski hanya menimbulkan gejala ringan. Di Indonesia, varian tersebut sudah terkonfirmasi pada pekan lalu, dan memicu kekhawatiran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Meski Desember identik dengan fenomena reli yang disebut Santa Claus rally, hal tersebut umumnya terjadi pada sepekan terakhir Desember dan pekan pertama Januari. Untuk tahun ini, volume yang tipis menjadi risiko pemberat arah Wall Street di akhir tahun.

Menurut Stock Trader's Almanac, secara historis reli terjadi dalam 5 hari perdagangan terakhir pada Desember dan dua hari pertama Januari. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka pasar saham biasanya masuk periode bearish, tertekan setidaknya 10% dari reli tertinggi yang pernah diraih.

"Memasuki dua pekan terakhir tahun ini, kita melihat bahwa volume perdagangan menipis dan volatilitas juga meningkat," tutur Jeff Kleintop, Kepala Perencana Investasi Global Charles Schwab, seperti dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"