Waduh! Bursa Asia Kebakaran Lagi, Kabar Buruk untuk IHSG

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 December 2021 08:46
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Senin (20/12/2021), jelang pengumuman suku bunga pinjaman acuan bank sentral China pada hari ini.

Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,74%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,62%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,24%, Straits Times Singapura terpangkas 0,56%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,59%.

Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) akan mengumumkan suku bunga pinjaman acuan terbarunya pada hari ini pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.

Pasar dalam survei Tradingeconomics memperkirakan PBoC tidak akan merubah suku bunga pinjaman acuannya, di mana pinjaman untuk tenor 1 tahun diperkirakan masih di level 3,85%, sedangkan pinjaman berjatuh tempo 5 tahun diprediksi tetap di level 4,65%.

Di lain sisi, investor juga akan kembali memantau perkembangan terbaru dari virus corona (Covid-19) varian Omicron pada hari ini, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) baru-baru ini memperingatkan bahwa jumlah kasus dilaporkan berlipat ganda dalam 1,5 hingga 3 hari di beberapa negara yang terjangkit varian Omicron.

Pasar saham Asia pada hari ini juga cenderung mengikuti koreksi bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, menyusul kekhawatiran akan kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di AS yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,48% ke level 35.365,44, S&P 500 merosot 1,03% ke posisi 4.620,61. Namun, indeks Nasdaq berhasil memangkas koreksi dan hanya terkoreksi tipis 0,07% menjadi 15.169,68.

Meningkatnya kasus Covid-19 di Negeri Uncle Sam dan kian agresifnya penyebaran Omicron memicu kekhawatiran bahwa ekonomi akan terganggu kembali, menyusul diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial.

Akibatnya, saham-saham sektor kesehatan kembali meraja. Produsen vaksin Moderna dan Pfizer mencetak reli mingguan masing-masing sebesar 14,7% dan 12,7% pada pekan lalu dan di barisan jawara pengangkat indeks S&P 500.

Di sisi lain, keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mempercepat laju pengurangan pembelian asetnya (quantitative easing/QE) di pasar atau tapering menjadi momok bagi pasar. Terlebih rencana mereka menaikkan suku bunga acuan beberapa kali pada tahun depan.

"Ini merupakan pekan yang bergejolak, tidak hanya dalam hal aksi harga tetapi berita yang telah keluar," tutur analis Ventura Wealth Management, Tom Cahill, seperti dikutip CNBC International.

Di lain sisi, pada Jumat pekan lalu merupakan periode kadaluwarsa kontrak opsi (option) dan kontrak berjangka (futures) saham dan indeks di Wall Street, yang terjadi secara kuartalan. Periode ini dijuluki sebagai "quadruple witching hour" atau "masa di mana kekuatan gelap memuncak" karena tingkat volatilitas pasar yang meninggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular