Omicron di Indonesia Bikin Rupiah Terburuk Kedua di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 December 2021 15:10
Dollar-Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah masih belum mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (17/12) gegara virus corona varian Omicron yang sudah masuk ke Indonesia. Tekanan bagi rupiah semakin besar setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengejutkan pasar finansial global.

Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% ke Rp 14.350/US$. Depresiasi rupiah kemudian bertambah hingga 0,31% ke Rp 14.385/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.365/US$, melemah 0,17%.

Dengan pelemahan tersebut, rupiah menjadi yang terburuk kedua di Asia pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 15:03 WIB, rupiah hanya lebih baik dari ringgit Malaysia yang merosot 0,38%. 

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia. 

idr

Kemarin rupiah sebenarnya juga menguat melawan dolar AS, tetapi langsung berbalik setelah virus corona Omicron dilaporkan sudah masuk ke Indonesia.

Omicon merupakan varian virus corona yang paling mudah menular dibandingkan varian lainnya. Meski dikatakan hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi jika penyebarannya semakin meluas dikhawatirkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan kembali diperketat, dan membuat perekonomian kembali melambat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang memberikan keterangan pers kemarin mengungkapkan Kemenkes sudah mendeteksi virus corona varian omicron di tanah air.
Ia menambahkan pasien positif Covid-19 varian Omicron ini merupakan pekerja kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta.

"Pada 10 Desember diterima ada 3 pekerja pembersih Wisma Atlet PCR, terkonfirmasi positif omicron 1 orang," terang Budi.

Budi menambahkan ketiga orang ini tanpa gejala. Tidak ada demam. Ketiganya di karantina di Wisma Atlet tanpa gejala. Sudah diambil PCR-nya sudah negatif," terangnya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bergerak cepat merespons temuan virus corona varian omicron. Salah satu langkah adalah melakukan tanggap darurat.

"Pemerintah mengoptimalkan upaya tanggap darurat untuk mencegah meluasnya penularan varian Covid-19 di dalam negeri, kemudian menyusun kebijakan yang disesuaikan dengan masukan pakar dan petugas di lapangan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (16/12/2021).

Selain itu, lanjut dia, Satgas Penanganan Covid-19 berkomitmen memperketat karantina 10-14 hari.

Selain itu bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang menaikkan suku bunga Kamis kemarin juga memberikan tekanan secara tidak langsung ke rupiah. Hasil survei Reuters sebelumnya menunjukkan BoE akan mempertahankan suku bunganya, tetapi nyatanya suku bunga malah dinaikkan menjadi 0,25% dari rekor terendah 0,1%.

"Perkembangan ekonomi terbaru mengindikasikan kondisi yang sudah sesuai untuk menaikkan suku bunga. Pasar tenaga kerja yang ketat dan terus mengetat, serta adanya beberapa tanda kenaikan biaya serta tekanan harga yang persisten," tulis BoE yang dikutip CNBC International, Kamis (16/12).

Kebijakan tersebut bisa memberikan gambaran jika bank sentral negara maju, termasuk bank sentral AS (The Fed) bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari prediksi, yang memberikan tekanan ke rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular