Suku Bunga AS Naik, BI Juga Ikutan? Begini Penjelasannya

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 December 2021 15:08
Gubernur BI Perry Warjiyo Saat Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2021. (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo Saat Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2021. (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal, kenaikan suku bunga acuan dimulai tahun depan seiring dengan lonjakan inflasi. Bagaimana dengan Bank Indonesia (BI)?

"Jangan kemudian membuat konklusi Fed fund rate naik, bi rate naik, tidak benar," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai menyampaikan rapat dewan gubernur (RDG), Kamis (16/12/2021)

BI akan mengambil langkah secara bertahap. Mempertimbangkan kondisi inflasi yang kini masih dalam rentang perkiraan 2-4% sebagai gambaran dari pemulihan ekonomi nasional. "Kami sampaikan BI akan menempuh suku bunga rendah sampai ada tanda-tanda awal kenaikan inflasi," imbuhnya.

Tahun depan BI akan memulai normalisasi dengan sedikit memperketat likuiditas tanpa menyulitkan perbankan.

"Normalisasi dimulai dengan pengurangan likuiditas dan harap diingat dan betul-betul dicermati dan dipahami, pengurangan likuiditas dan tidak akan mengganggu kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit dan pembelian SBN yang diperlukan untuk pembiayaan ekonomi dan untuk stimulus ekonomi," terangnya.

Kondisi likuiditas perbankan pada November 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 34,24% serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 10,37% (yoy). Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 14,7% (yoy) dan 11,0% (yoy).

"Likuiditas kita longgar karena sejak awal pandemi, BI menambah likuiditas dengan besar dan itu yang akan berhati-hati dan tanpa mengurangi perbankan untuk menyalurkan kredit dan pembelian SBN baik untuk ekonomi," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Perlu Panik! Simak Bacaan Terbaru BI Soal Tapering Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular