RI Cuan US$ 3,5 Miliar dari Dagang, IHSG Lanjut Berpesta?

Tri Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 15/12/2021 13:24 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,58% ke level 6.654,23 hingga sesi I perdagangan Rabu (15/12/2021).
IHSG bergerak di rentang 6.610 - 6.683 pada sesi I. Sebanyak 258 saham menguat, 240 melemah dan 168 stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp 7,15 miliar. Asing mulai kembali masuk pasar saham RI dengan net buy di pasar reguler sebesar Rp 159 miliar.

Kendati secara global sentimen masih negatif tetapi rilis data neraca dagang yang tetap surplus besar menjadi salah satu katalis positif untuk harga saham domestik.


Semalam AS melaporkan Indeks Harga Produsen (IHP) naik 9,6% year on year (yoy), lebih tinggi dari estimasi konsensus.

Kenaikan harga dan inflasi ini membuat pasar bertaruh bahwa the Fed akan segera mengetatkan kebijakan moneternya.

Selain itu proses tapering juga diramal bakal lebih cepat dari yang tadinya hanya dikurangi US$ 15 miliar sekarang dikurangi menjadi US$ 15 miliar.

Dari dalam negeri, BPS melaporkan ekspor Indonesia naik hampir 49% year on year (yoy) sedangkan impor naik hampir 60% yoy. Di tengah kenaikan impor ke level tertinggi sepanjang sejarah, neraca dagang masih surplus sebesar US$ 3,51 miliar pada November 2021.

Tren surplus neraca dagang yang masih berlanjut seharusnya bisa menjadi bensin untuk rupiah menguat atau setidaknya stabil. Stabilitas nilai tukar merupakan kunci penting dari investor terutama asing.

Dengan rupiah yang stabil, investor asing menjadi lebih tertarik pada aset-aset keuangan RI sehingga dapat memicu inflow yang mendorong kenaikan harga aset seperti saham.
Setelah naik hampir 0,6% di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.691 untuk membentuk tren bullish.

Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.639 dan 6.588 untuk mengalami tren bearish.

Grafik: IHSG 1 Jam 
Foto: Refinitiv 

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 57,60 yang mengindikasikan bergerak di zona netral tetapi cenderung naik. Secara umum peluang indeks untuk lanjut naik masih ada.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"