Neraca Dagang 19 Bulan Surplus, Rupiah Bisa Cetak Hat-trick!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 15/12/2021 12:35 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sama dengan Selasa kemarin, rupiah berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan dalam rentang yang sempit hingga pertengahan perdagangan Rabu (15/12). Pergerakan tersebut menjadi indikasi pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Meski demikian rupiah masih berpeluang membukukan hat-trick alias penguatan tiga hari beruntun. 

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat tipis 0,03% ke Rp 14.325/US$. Tetapi tidak lama rupiah langsung berbalik melemah 0,07% di Rp 14.340/US$.

Rupiah hanya bergerak di kisaran tersebut, dan pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.330/US$, stagnan dari posisi penutupan kemarin.


Data neraca dagang Indonesia yang kembali mencetak surplus juga mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 19,33 miliar. Tumbuh 18,62% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 52,62% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Kemudian nilai ekspor Indonesia bulan lalu sebesar US$ 22,84 miliar. Naik 3,69% dibandingkan Oktober 2021 (mtm) dan 49,7% dari November 2020 (yoy).

Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus neraca perdagangan US$ 3,51 miliar. Hingga November, neraca dagang Indonesia sudah mencetak surplus selama 19 bulan beruntun. 

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan surplus US$ 4,43 miliar. Sementara konsensus dari Reuters menunjukkan angka US$ 4,45 miliar.

Surplus tersebut akan membantu transaksi berjalan (current account) Indonesia agar tidak mengalami defisit yang besar bahkan bisa mencatat surplus.

Defisit transaksi berjalan yang tidak besar atau jika bisa surplus akan memberikan dampak positif ke rupiah.

Meski demikian pelaku pasar masih menanti pengumuman kebijakan moneter The Fed yang diperkirakan akan mempercepat normalisasi kebijakan moneternya. Sebelum pengumuman tersebut, rupiah masih akan bergerak tipis-tipis.

Meski demikian di sisa perdagangan hari ini rupiah berpeluang kembali menguat melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.326,00Rp14.314,8
1 BulanRp14.314,00Rp14.346,0
2 BulanRp14.372,50Rp14.386,4
3 BulanRp14.403,00Rp14.435,0
6 BulanRp14.570,00Rp14.590,0
9 BulanRp14.707,00Rp14.735,0
1 TahunRp14.881,70Rp14.889,0
2 TahunRp15.369,00Rp15.393,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko