Tersengat Omicron! Bursa Asia Berjatuhan, Kecuali STI
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup terkoreksi pada perdagangan Selasa (14/12/2021), di mana investor kembali berfokus pada seputaran virus corona (Covid-19) varian Omicron setelah China melaporkan kasus pertamanya terkait varian Omicron.
Indeks Nikkei Jepang ditutup merosot 0,73% ke level 28.432,64, Hang Seng Hong Kong ambles 1,33% ke 23.635,949, Shanghai Composite China melemah 0,53% ke 3.661,53, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,46% ke 2.987,95, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir tergelincir 0,71% ke level 6.615,637.
Hanya indeks Straits Times Singapura yang mampu bertahan di zona hijau pada hari ini, di mana indeks saham Negeri Singa tersebut ditutup naik tipis 0,08% ke level 3.122,59.
Indeks Hang Seng ditutup ambles lebih dari 1% karena diperberat oleh saham teknologi yang juga ambruk pada hari ini. Indeks teknologi Hang Seng ambruk 2,28%, dengan saham Alibaba ambles nyaris 2%, sedangkan saham Tencent merosot 1,46%, dan saham JD.Com ambrol 2,45%.
Koreksi Hang Seng dan Shanghai terjadi setelah pemerintah China melaporkan kasus Covid-19 varian Omicron pertamanya pada hari ini.
Infeksi Omicron pertama di Negeri Panda tersebut terindikasi dari imported case, yakni berasal dari wisatawan asing yang tiba di kota Tianjin dari luar negeri pada 9 Desember lalu. Saat ini, pasien tersebut sedang dirawat dan diisolasi di rumah sakit setempat.
Hal ini terjadi setelah pemerintah Inggris melaporkan bahwa satu pasien yang terjangkit Omicron telah meninggal dunia. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson.
"Sayangnya ya, Omicron menyebabkan rawat inap dan sayangnya lagi ada satu pasien telah dipastikan meninggal akibat terinfeksi Omicron," kata Johnson kepada wartawan dalam kunjungan ke klinik vaksinasi dekat Paddington, London, menurut Sky News.
Di lain sisi, Universitas Oxford menerbitkan hasil penelitiannya pada Senin (13/12/2021) kemarin yang menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech secara 'substansial' kurang efektif dalam menangkal Omicron dibandingkan dengan varian virus corona sebelumnya. Studi ini masih akan ditinjau lebih lanjut.
Hasil penelitian tersebut mencatat bahwa beberapa penerima vaksin "gagal menetralisir" virus sama sekali.
Investor juga masih cenderung wait and see jelang jelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang dilaksanakan selama dua hari, yakni dari Selasa (14/12/2021) hingga Rabu (15/12/2021) waktu AS.
Dalam rapat FOMC kali ini, para pembuat kebijakan diperkirakan akan membahas percepatan dari program pengurangan pembelian obligasi atau tapering.
Namun, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS pada hari ini terpantau menguat, setelah bursa utama Wall Street kembali terkoreksi pada perdagangan Senin kemarin waktu AS.
Hal ini menandakan bahwa perdagangan utama Wall Street pada malam nanti waktu Indonesia berpotensi rebound ke zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)