Jor-joran Utang, Emiten Menara Djarum Riilis Obligasi Rp 3 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 December 2021 12:25
TOWR Raup Pendapatan Rp 3,03 Triliun
Foto: TOWR Raup Pendapatan Rp 3,03 Triliun (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan menara telekomunikasi PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3,34 triliun. Obligasi ini diterbitkan dalam tiga seri dengan tingkat kupon yang ditawarkan 3,60% hingga 6,10% per tahun.

Berdasarkan keterbukaan yang disampaikan perusahaan, obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 Desember 2021 nanti. Saat ini perusahaan tengah melakukan penawaran umum yang berlangsung pada 14 Desember 2021.

Emisi yang diterbitkan oleh anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) ini untuk seri A senilai Rp 1,01 triliun dengan tingkat bunga 3,60% dan tenor selama 370 hari. Seri B senilai Rp 1,59 triliun dengan tingkat bunga tetap 5,30% per tahun dan tenor 3 tahun.

Untuk seri C senilai Rp 744 miliar dengan tingkat bunga 6,10% per tahun dan tenor lima tahun. Kupon obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisinya.

Dana ini senilai Rp 3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi dan/atau pembayaran sebagian dari utang bank dan sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, antara lain pembayaran hutang usaha, beban operasional, beban penjualan dan pemasaran, dan/atau beban umum dan administrasi.

Perusahaan bekerja sama dengan PT BCA Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sedangkan PT Bank Permata Tbk (BNLI) bertindak sebagai wali amanatnya.

Perusahaan ini memang tengah gencar untuk mencari pendanaan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya.

Sebelumnya, perusahaan menara milik grup Djarum ini juga mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA). Fasilitas pembiayaan tersebut bernilai hingga Rp 3 triliun.

Pembiayaan tersebut diberikan kepada Protelindo, PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

BTPN memberikan fasilitas Rp 1,5 triliun atau ekuivalen dalam dolar Amerika Serikat dan yen Jepang dari BTPN. Fasilitas ini perinciannya sampai dengan Rp 1,5 triliun untuk Protelindo, sampai dengan Rp 500 miliar untuk Iforte dan SUPR. Namun ketentuannya jumlah keseluruhan yang dapat digunakan ketiganya tidak melebihi Rp 1,5 triliun.

Pembiayaan dari BTPN ini akan digunakan untuk membiayan belanja modal (capital expenditure/capex) dan modal kerja perusahaan.

Sedangkan untuk pembiayaan dari CIMB NIaga, nilai yang diberikan Rp 1,5 triliun kepada Protelindo. Pembiayaan ini akan digunakan untuk kebutuhan umum perusahaan dan pembiayaan kembali pinjaman talangan (bridging loan).

Jangka waktu pinjaman ini diberikan hingga 60 bulan sejak penarikan pertama dilakukan oleh perusahaan.

Dalam fasilitas pembiayaan ini, Iforte dan SUPR akan akan menjamin kewajiban dari Protelindo

Fasilitas pembiayaan sebelumnya juga diberikan oleh JPMorgan Chase. Fasilitas yang diberikan antara lain pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft senilai Rp 700 miliar dan bank garansi seniai Rp 500 miliar untuk Protelindo. Lalu pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft Rp 500 miliar untuk Iforte.

Lalu PT Komet Infra Nusantara (KIN), yang juga merupakan anak usaha Protelindo diberikan fasilitas pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft Rp 50 miliar.

Iforte dan SUPR merupakan anak usaha Protelindo dengan kepemilikan masing-masing sebesar 99,99% dan 94,03%. Sedangkan 99,99% saham Protelindo dipegang oleh Sarana Menara Nusantara.


(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Menara Djarum Bagi Dividen Interim, Intip Nilainya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular