
Orang Terkaya RI Tender Offer TOWR, Bisa Balik Modal Cepat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang terkaya di Indonesia, Robert dan Michael Hartono, resmi melakukan tender offer atas 2,55 miliar saham atau setara 5% Sarana Menara Investama (TOWR).
Penawaran tersebut dilakukan lewat PT Dwimuria Investama Andalan yang 51% dimiliki Robert dan 49% oleh Michael Hartono. Harga penawaran untuk setiap sahamnya adalah Rp 1.300 dan ditawarkan dalam jangka waktu 30 hari, mulai hari ini 4 Agustus hingga 2 September 2022.
Dwimuria sendiri merupakan pengendali dari emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia, Bank Central Asia (BBCA).
Sementara itu Duo Hartono juga sebelumnya juga menguasai saham TOWR lewat Grup Djarum yang memiliki kepemilikan tidak langsung atas pengendali TOWR, PT Sapta Adhikari Investama.
Dalam aksi ini, duo Hartono berpotensi merogoh kocek hingga Rp 3,32 triliun apabila terdapat gabungan investor yang setuju melepas sahamnya di TOWR sebanyak yang ditawarkan Dwimuria untuk dibeli.
Kapan Baik Modal?
TOWR merupakan salah satu emiten yang memang rajin membagikan dividen, dalam lima tahun terakhir perusahaan tidak pernah absen membagikan dividen kepada investor secara rutin baik itu interim maupun final.
Dalam 5 tahun terakhir, secara rerata TOWR membagikan dividen per saham (DPS) sebesar Rp 18,62. Artinya dengan asumsi DPS tidak berubah, Dwimuria berpotensi memperoleh dividen senilai Rp 47,49 miliar per saham.
Sementara itu, duo Hartono yang merupakan pemilik dari Grup Djarum yang menguasai 54,42% saham TOWR lewat Sapta Adhikari Investama.
Sapta Adhikari sendiri berpotensi memperoleh dividen tunai atas kepemilikan sahamnya di TOWR per tahun mencapai Rp 516,94 miliar.
Dengan asumsi seluruh dividen tersebut secara eksklusif berakhir di tangan duo Hartono, artinya per tahunnya potensi dividen tunai yang diperoleh dari Sapta Adhikara dan Dwimuria mencapai Rp 564,43 miliar.
Dengan menggunakan asumsi sebelumnya, investasi Rp 3,32 miliar yang dikeluarkan oleh duo Hartono akan dapat kembali dalam kurun waktu kurang dari 6 tahun, hanya dari penerimaan dividen yang diasumsikan stagnan.
Meskipun dalam lima tahun terakhir dividen per saham TOWR nyaris tidak mengalami perubahan berarti, akan tetapi ke depannya masih sangat mungkin nilainya meningkat.
Hal ini dapat terjadi karena bisnis perusahaan yang semakin berkembang, sehingga mampu memperoleh keuntungan yang lebih besar atau perusahaan memilih untuk menaikkan pay out ratio (DPR)yang saat ini masih berada di kisaran 40-an persen. Dalam 5 tahun terakhir DPR TOWR adalah 42,66%.
Keuntungan dari Kenaikan Harga Saham
Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini harga saham TOWR dihargai Rp 1.245/saham dan sejak awal tahun tumbuh 10,67%. Ditelisik lebih jauh lagi, dalam tiga tahun terakhir harga saham ini telah menguat 84,44%.
Sebelumnya saham TOWR juga sudah pernah diperdagangkan di atas harga penawaran dari Dwimuria di angka Rp 1.300/saham. Hal itu terjadi pada kuartal ketiga tahun lalu dan sempat menyentuh level penutupan tertinggi di harga Rp 1.465/saham atau nyaris 13% di atas harga penawaran duo Hartono.
Kedepannya potensi kenaikan harga saham dari TOWR sangat terbuka lebar dan mungkin saja melewati harga tertinggi yang pernah dicatatkan, hal ini terlihat dari laba bersih tahun perusahaan yang terus meningkat.
Selain itu dari sisi valuasi, harga saham TOWR saat ini diperdagangkan 4,93 kali hari buku. Angka tersebut lebih tinggi dari salah satu kompetitor utama Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) sebesar 1,89 kali harga buku, akan tetapi masih lebih kecil dari kompetitor utama lain yakni Tower Bersama Infrastructure (TBIG) yang diperdagangkan 7,34 kali harga buku.
Akan tetapi jika dilihat dari rasio harga saham terhadap laba per saham dasar (PER), harga saham TOWR memiliki valuasi termurah. PER yang dicatatkan TOWR adalah senilai 18,6, sedangkan dua kompetitor utama lainnya memiliki PER di atas 35.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Molor, BFIN Peroleh Pernyataan Efektif Tender Offer
