Rupiah Mau Menguat Lagi Hari Ini? Agak Berat sih...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 December 2021 07:13
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan kemarin. Bahkan, rupiah tidak pernah mencicipi zona merah sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 14.340/US$, menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sentimen pelaku pasar yang membaik, serta indeks dolar AS yang melemah membuat rupiah mampu menguat. Yang menarik, dolar AS melemah pada Jumat (10/12) saat inflasi di Amerika Serikat berada di level tertinggi nyaris 4 dekade terakhir, yang menguatkan ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan menormalisasi kebijakan moneternya lebih cepat.

Tetapi, Senin kemarin, indeks dolar AS berbalik menguat 0,28% yang menjadi indikasi pelaku pasar menanti kepastian seberapa agresif The Fed akan menormalisasi kebijakan moneternya. The Fed akan mengumumkan kebijakan moneternya pada Kamis (16/12) dini hari waktu Indonesia.

Secara teknikal, rupiah kini berada di kisaran rerata pergerakan 200 hari (Moving Average 200/ MA 200) di kisaran Rp 14.340/US$ hingga Rp 14.350/US$.

Rupiah juga berada di support kuat di kisaran Rp 14.330/US$ yang merupakan Neckline pola Inverse Head and Shoulders. Pola tersebut memberikan tekanan bagi rupiah, karena merupakan sinyal kenaikan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR.

Puncak bawah Inverse Head and Shoulders berada di Rp 14.020/US$ sementara Neckline berada di kisaran Rp 14.330/US$. Artinya ada jarak sebesar 290 poin.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Ketika Neckline ditembus (break out), maka rupiah berisiko melemah sebesar jarak tersebut. Artinya, selama rupiah tertahan di atas Rp 14.330/US$, ada risiko melemah 290 poin ke Rp 14.620/US$.

Rupiah bisa lepas dari pola ini dan berbalik menguat di Desember jika mampu kembali ke bawah Rp 14.320/US$, dan bertahan di bawahnya.

Peluang penguatan rupiah terbuka cukup lebar melihat indikator Stochastic yang sudah berada di wilayah jenuh beli (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Ketika USD/IDR mencapai overbought, maka kemungkinan akan berbalik turun.

Sementara itu resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.370/US$ jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular