
Wah..Wah! Ada Kabar Baik Buat Kripto di 2022, Coba Baca

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar cryptocurrency masih cenderung tertekan pada pagi hari ini, setelah aksi jual tajam pada Sabtu (4/12/2021) dua pekan lalu, yang memicu peringatan bubble di pasar berbasis blockchain tersebut.
Harga Bitcoin sempat ambles nyaris 20% dua pekan lalu. Tak hanya Bitcoin, Ethereum pun juga bernasib sama di mana koin digital alternatif (altcoin) tersebut ambruk hingga 15% dua pekan lalu.
Tetapi pada pekan lalu, koreksi Bitcoin dan Ethereum cenderung berkurang, meskipun di Ethereum masih cukup besar koreksinya, yakni sekitar 4%, sedangkan Bitcoin sudah berkurang jauh, yakni di kisaran 0,1%.
Seorang analis percaya bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) bakal menerima Bitcoin secara sah pada tahun 2022. Dia juga memprediksi bahwa harga Bitcoin akan tampak berada pada lintasan naik sebesar US$ 100.000.
"Kami berharap AS akan menerima cryptocurrency pada tahun 2022, dengan regulasi yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk sesuai dengan demand di market dan implikasi harga yang bullish," kata Mike McGlone, ahli strategi komoditas senior Intelijen Bloomberg, dikutip dari Hustle Chronicle.
"Pasokan mata uang fiat yang tidak terbatas seharusnya mendukung kenaikan harga, terutama di Bitcoin dan Ethereum yang memiliki pasokan terbatas," tambah McGlone.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan bank sentral lainnya di seluruh dunia telah mengambil tindakan stimulus moneter besar-besaran yang telah menyebabkan kenaikan tajam harga Bitcoin, Ethereum, dan cryptocurrency utama lainnya.
Inflasi yang melonjak dan pasar kerja AS yang kuat dapat memaksa The Fed untuk mengakhiri program stimulusnya pada tahun 2022. McGlone percaya ini bisa berarti bahwa harga Bitcoin dan Ethereum akan terus naik meskipun pasar saham jatuh.
McGlone menyatakan bahwa ada dorongan baru dari The Fed untuk menghilangkan punch bowl. Selain itu, penurunan imbal hasil (yield) obligasi dapat menunjukkan suasana makroekonomi pada tahun 2022 yang mendukung cryptocurrency teratas, yakni Bitcoin dan ethereum.
"Aset kripto yang menunjukkan kekuatan yang berbeda terhadap ekuitas menjelang akhir tahun 2021 dapat menunjukkan kinerja aset digital yang terus berlanjut pada tahun 2022," tulis McGlone.
Potensi percepatan pengurangan pembelian obligasi atau tapering oleh The Fed dan kekhawatiran tentang variasi baru Covid-19 telah menyebabkan pasar saham berfluktuasi dari akhir November hingga awal Desember.
McGlone menulis bahwa faktor utama untuk membalikkan prediksi pengetatan tapering pada tahun 2022 adalah penurunan di pasar saham, yang bisa menjadi situasi win-win untuk bitcoin.
Dia juga menyatakan bahwa Bitcoin dapat melesat hingga mencapai US$ 100.000 dan baik di jalurnya untuk menjadi penyimpanan nilai digital, seperti layaknya emas.
"Kami melihatnya sebagai masalah waktu, terutama karena dasar ekonomi dari peningkatan permintaan terhadap penurunan pasokan," kata McGlone.
Sekitar 90% dari 21 juta Bitcoin telah dibuat atau ditambang. Presiden El Salvador, Nayib Bukele dan kepala eksekutif MicroStrategy, Michael Saylor terus memperoleh banyak Bitcoin.
Prediksi McGlone untuk harga dan adopsi bitcoin oleh pemerintah AS dibuat sebelum adanya pertemuan antara beberapa eksekutif industri cryptocurrency dengan legislator AS.
Namun McGlone memperingatkan bahwa perusahaan dapat pindah ke luar negeri jika peraturan tidak diperbarui untuk memungkinkan sektor ini berkembang.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak Kripto Masih Kayak Gini, Susah Bikin Kaya Lagi
