Balas Dendam! Habis Rontok Hampir 14%, Batu Bara Melesat 7%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 December 2021 06:59
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja harga batu bara luar biasa pekan lalu. Bahkan harga komoditas ini naik empat hari beruntun.

Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 163,25/ton. Melesat 3,19% dari hari sebelumnya.

Harga di batu hitam membukukan kenaikan selama empat hari beruntun. Dalam empat hari tersebut, harga naik 12,9%.

Dengan demikian, harga batu bara mencatatkan kenaikan 7,76% sepanjang minggu lalu. Seolah 'balas dendam' karena pekan sebelumnya harga ambles 13,92%.

Kenaikan harga batu bara ditopang oleh tingginya permintaan, terutama di China. Pada November 2021, Negeri Tirai Bambu mengimpor 35,05 juta ton batu bara, tertinggi sepanjang tahun ini.

Dalam 11 bulan pertama 2021, impor batu bara China tercatat 292,32 juta ton. Tumbuh 10,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pasokan batu bara di pembangkit listrik juga memadai. Per 24 November 2021, stok batu bara di pembangkit listrik mencapai 147 juta ton.

China adalah konsumen batu bara terbesar di dunia. Jadi kala konsumsi China naik, harga batu bara bakal terdongkrak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular