
Wall Street Dibuka Menguat Meski Inflasi Masih Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (10/12/2021), meski inflasi November terbukti melonjak di atas ekspektasi pasar.
Inflasi AS per November melejit hingga 6,8% (tahunan), atau melampaui proyeksi ekonomi dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 6,7%, menjadi penguatan yang terbesar sejak Juni 1982. Inflasi bulanan tercatat 0,8%, juga lebih tinggi dari prediksi sebesar 0,7%.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 125 poin (+0,4%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 105,8 poin (+0,3%) ke 35.860,51 sementara S&P 500 naik 22,2 poin (+0,48%) ke 4.689,65. Nasdaq lompat 54,4 poin (+0,35%) ke 15.571,79.
"Angkanya menunjukkan posisi tertinggi dalam beberapa dekade, tetapi ia masih sejalan dengan ekspektasi. Sebenarnya bagus, karena pasar telah memfaktorkan itu di harga saham, terhitung kabar yang melegakan," tutur Ryan Detrick, Kepala Perencana Pasar LPL Financial kepada CNBC International.
Saham Oracle melesat 19% lebih di pembukaan. Sebaliknya, Southwest Airlines anjlok 2,5% setelah Goldman Sachs merekomendasikan jual saham maskapai penerbangan tersebut. United Airlines dan Delta Airlines juga anjlok, masing-masing sebesar 1% dan 1,2%.
Pasar masih dilanda optimisme setelah pemerintah AS merilis data yang menunjukkan bahwa minggu lalu hanya ada 184.000 pengangguran baru yang mengajukan tunjangan, atau lebih mendingan dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 211.000.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 85 poin dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak menguat 0,2%. Padahal, kenaikan inflasi bisa memicu percepatan laju kebijakan pengurangan stimulus moneter ke pasar (tapering).
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi akan bereaksi terhadap lonjakan inflasi tersebut, dengan memangkas pembelian surat berharga di pasar dari US$ 120 miliar menjadi US$ 30 miliar. Jika itu terjadi, capital outflow dalam skala masif berpeluang terjadi.
Indeks Dow Jones kemarin ditutup melemah sangat tipis, nyaris flat. Indeks S&P 500 tertekan 0,7% sedangkan Nasdaq anjlok 1,7%. Namun sepanjang pekan berjalan, ketiganya terhitung masih menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir