Ramalan BUMI Soal Harga Batu Bara Tahun Depan, Masih Tinggi?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 December 2021 19:22
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren harga batu bara terus berfluktuatif. Pada bulan Desember 2021 ini Harga Batu Bara Acuan (HBA) sempat menukik sangat tajam atau turun 26% atau US$ 55,22 per ton menjadi US$ 159,79 per ton dari November 2021 yang menembus US$ 215,01 per ton.

Lalu, bagaimana proyeksi harga batu bara pada tahun depan. Apakah akan terus mengalami kenaikan dan bertengger di atas US$ 100 per ton?

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Dileep Srivastava pun angkat bicara. Dia mengatakan bahwa saat ini harga batu bara masih di atas level US$ 150 per ton.

Sehingga, tren harga di tahun depan diprediksi tidak akan jauh dari harga saat ini. Adapaun level harganya dia sebut akan mendekati.

"Harga batu bara saat ini di atas US$ 150 per ton dan kurva ke depan untuk tahun depan menunjukkan level yang mendekati harga saat ini," paparnya, Jumat, (10/12/2021).

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan penurunan HBA ini dipengaruhi oleh intervensi kebijakan Pemerintah Tiongkok dalam menjaga kebutuhan batu bara domestik mereka.

"Pemerintah Tiongkok telah meningkatkan produksi batu bara dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang berdampak pada meningkatnya stok batu bara domestik Tiongkok, serta kebijakan pengaturan harga batu bara oleh pemerintah setempat," kata Agung, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Rabu (8/12/2021).

Agung menambahkan, penurunan HBA bulan ini juga disebabkan oleh masih berlangsungnya krisis energi diikuti merangkaknya komoditas energi fosil di luar batu bara.

"Peralihan penggunaan batu bara global akibat melonjaknya harga gas dan minyak bumi mulai ter-recovery," jelasnya.

Penurunan HBA Desember sendiri merupakan kali pertama setelah hampir sepanjang tahun harga batu bara mengalami lonjakan sepanjang tahun 2021, terutama sejak Maret 2021. Berikut daftar HBA sepanjang 2021:

- Januari 2021 US$ 75,84 per ton

- Februari US$ 87,79 per ton

- Maret US$ 84,47 per ton

- April US$ 86,68 per ton

- Mei US$ 89,74 per ton

- Juni US$ 100,33 per ton

- Juli US$ 115,35 per ton

- Agustus US$ 130,99 per ton

- September US$ 150,03 per ton

- Oktober US$ 161,63 per ton

- November US$ 215,01 per ton.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blak-blakan Bos PTBA, Ogah Terlena Walau Batu Bara Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular