Demi Bank Victoria, Suzanna Tanojo Tambah Modal di VICO

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
10 December 2021 16:57
suzanna tanojo (Ist)
Foto: suzanna tanojo (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk emiten bank PT Bank Victoria Tbk (BVIC), PT Bank Victoria Internasional Tbk (VICO) telah melaporkan hasil pelaksanaan proses penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement).

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam aksi korporasi ini VICO menerbitkan sebanyak 914.473.683 (914,47 juta) saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 304/saham. Dengan demikian, total dana yang terkumpul mencapai Rp 278 miliar.

Adapun tanggal distribusi/penerbitan dan tanggal pencatatan saham masing-masing pada Rabu (8/12/2021) dan Kamis (9/12) minggu ini.

Dalam private placement ini, pemegang saham lama VICO, yang juga merupakan pengendali Bank Victoria, Suzanna Tanojo, melaksanakan PMTHMETD sebanyak 493.421.052 (493,42 juta) saham atau sebesar Rp149.999.999.808 (Rp 150 miliar).

Sementara, Chemical Asia Corporation Pte Ltd yang merupakan pihak terafiliasi membeli 421.052.631 (421,05 juta) saham sebesar Rp127.999.999.824 (128 miliar).

Minim informasi mengenai perusahaan kimia Chemical Asia tersebut.

Namun, dalam sebuah keterbukaan informasi mengenai laporan bulanan registrasi pemegang saham emiten properti PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) per 31 Maret 2021 disebutkan nama penerima manfaat terakhir dari kepemilikan saham (ultimate beneficial ownership) BIPP adalah Louise Li sebesar 0,48% dan Debora Wahjutirto Tanoyo sebesar 99,52% melalui Chemical Asia Corporation Pte.Ltd sebagai pemilik Safire Capital Pte Ltd.

Safire Capital Pte Ltd, yang dikendalikan Chemical Asia dengan kepemilikan 71,49%, adalah entitas induk sekaligus entitas induk utama BIPP. Sementara, Debora Wahjutirto Tanoyo menjabat sebagai Direktur Bank Victoria saat ini.

Dalam laporan tahunan 2020 BIPP, Suzanna Tanojo juga tercatat menggenggam 4,42% saham BIPP.

Dana yang diperoleh dari PMTHMETD ini setelah dikurangi biaya-biaya terkait PMTHMETD, seluruhnya atau sebagian besar yaitu lebih dari 90% dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan entitas anak diantaranya adalah PT Bank Victoria International Tbk dalam rangka pemenuhan POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Hingga akhir September 2021 lalu, nilai modal inti Bank Victoria baru sebesar Rp 1,77 triliun.

Akhir 2021 ini memang OJK mengharuskan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.

Untuk tahun depan, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Sementara, sisa dana (jika ada) dipergunakan untuk modal kerja VICO, yaitu mendukung kegiatan operasional dan bisnis serta sebagai investasi pada efek atau surat berharga.

Saat ini, per 30 November 2021, VICO tercatat menggenggam 43,59% saham BVIC, sedangkan Suzanna Tanojo memiliki 16,13% saham Bank Victoria.

Di Victoria Investama, Suzanna Tanojo menguasai 21,77% saham perusahaan, sementara PT Gratamulia Pratama menguasai 68,16% saham.

Suzanna Tanojo sendiri memiliki 90,63% saham PT Gratamulia dan karenanya menjadi pemegang saham akhir Victoria Investama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Akuisisi Bank Victoria, Ternyata Begini Respon BTN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular