Wow! Ada Ramalan Bitcoin Tembus US$ 100.000

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
10 December 2021 16:45
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kendati kinerja aset kripto bitcoin (BTC) sedang dalam fase konsolidasi saat ini, analis Bloomberg memprediksi prospek kripto berkapitalisasi pasar terbesar tersebut akan cerah pada tahun depan. Bahkan, harga bitcoin diprediksi bisa menembus level US$ 100.000/koin pada 2022.

Melansir Global Cryptocurrencies 2022 Outlook edisi Desember 2021 yang dirilis Bloomberg, ahli strategi komoditas senior Bloomberg Intelligence Mike McGlone meramalkan, Amerika Serikat (AS) akan merangkul aset kripto pada 2022.

Hal tersebut didorong oleh larangan penambangan bitcoin oleh China--saat ini, penambangan telah pindah ke lokasi yang lebih aman di AS dan Kanada--dan pertumbuhan teknologi macam dollar kripto dan non-fungible token (NFT).

"Dorongan baru dari Federal Reserve [bank sentral AS alias The Fed] untuk mengambil punch bowl (to take away the punch bowl), dan imbal hasil obligasi AS yang menurun mungkin menunjukkan lingkungan ekonomi makro pada tahun 2022 yang menguntungkan aset kripto teratas Bitcoin dan Ethereum," jelas McGlone, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (10/12/2021).

Punch bowl adalah mangkuk berukuran besar dan lebar, di mana minuman punch disajikan. Sementara, punch mengacu pada berbagai macam minuman, baik non-alkohol dan beralkohol, yang umumnya mengandung buah-buahan atau jus buah.

Nah, sebuah aforisme lama menyatakan bahwa tugas The Fed adalah "mengambil punch bowl tepat saat pesta mulai memanas". Kata-kata tersebut diucapkan oleh William McChesney Martin yang menjabat sebagai Ketua The Fed pada 1950-an dan 1960-an.

Dalam jargon moneter, kata-kata William tersebut merujuk pada keputusan bank sentral untuk mengurangi stimulus yang telah diberikannya kepada perekonomian. Ini berkaitan dengan upaya The Fed yang baru-baru ini memberi sinyal akan mempercepat laju tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) seiring inflasi AS yang terus melonjak tinggi.

Nilai QE The Fed saat ini sebesar US$ 120 miliar, dan tapering sudah mulai dilakukan pada November lalu. Artinya, hingga QE menjadi nol diperlukan waktu selama 8 bulan.

The Fed kini diperkirakan akan meningkatkan tapering hingga menjadi US$ 30 miliar per bulan, sehingga QE akan menjadi nol dalam waktu 4 sampai 5 bulan. Selain itu, The Fed juga diprediksi akan memberikan indikasi agresif menaikkan suku bunga di tahun depan.

Untuk saat ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dua hingga tiga kali di tahun depan.

Sebelumnya, kebijakan moneter longgar dengan memasok uang lebih banyak ke pasar dilakukan The Fed untuk membantu ekonomi AS yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak awal tahun lalu.

"Aset kripto menunjukkan kekuatan yang berbeda dibandingkan saham menjelang akhir tahun 2021 dapat menandakan aset digital bakal kembali memiliki kinerja unggul di tahun 2022," kata McGlone.

McGlone menjelaskan, dibandingkan dengan indeks saham AS secara luas, yang belum pernah mengalami anjlok lebih dari 10% sejak 2020, pasar kripto mungkin memiliki keunggulan relatif pada tahun depan.

"Grafik kami menggambarkan Indeks Crypto Galaxy Bloomberg pulih meskipun adanya penurunan indeks saham S&P 500 pada akhir November. Kripto adalah aset berisiko, tetapi [kripto] utama -- Bitcoin dan Ethereum (ETH)-- mungkin sedang mengalami transisi ke arah aset lindung nilai (stores-of-value)," imbuh McGlone.

McGlone pun menekankan, pasokan (supply) yang semakin sedikit adalah atribut utama yang dimiliki oleh 2 kripto raksasa tersebut. Memang, kelangkaan adalah atribut yang secara tradisional dimiliki aset pesaing bitcoin: emas.

Bloomberg Jagokan Dolar Kripto

Bloomberg juga mengatakan dolar kripto merupakan pioner kemajuan paling signifikan dari revolusi uang digital di dunia kripto. "Di dunia yang berkembang pesat menuju era digital, pergeseran untuk bertransaksi melalui token digital mungkin tak terbendung," katanya.

"Kemampuan untuk bertransaksi dan mengirimkan dolar sepanjang waktu dengan instant settlement, dan untuk mendapatkan bunga jauh di atas eurodolar, adalah atribut dolar kripto, dengan implikasi untuk aset digital seperti Ethereum," ujar McGlone.

Kripto dollar adalah sebutan McGlone untuk jenis kripto stablecoin atau kripto yang harganya dirancang untuk dipatok ke mata uang kripto, uang kertas, atau komoditas yang diperdagangkan di bursa. Tether (USDT), yang merupakan token Ethereum, adalah contoh kripto dolar atau stablecoin paling besar.

Lanjutan membaca di halaman selanjutnya >>>

Di tengah pandangan bullish-nya terhadap bitcoin dan aset kripto, McGlone menyebut, para money manager mungkin menghadapi risiko besar apabila tidak memiliki alokasi portofolio untuk kripto.

"Performa masa lalu bukanlah indikator hasil di masa depan, tetapi ketika kelas aset yang baru [kripto] mengungguli pemain lama, penentangnya tidak punya banyak pilihan selain bergabung [ke aset baru tersebut: kripto]. Kami melihat proses ini memainkan peran utama pada tahun 2022, karena para money manager mungkin menghadapi risiko yang lebih besar jika mereka terus tidak memiliki alokasi portofolio untuk kripto," beber McGlone.

McGlone mengilustrasikan, grafik Bloomberg Galaxy Crypto Index (BGCI) meningkat sekitar 1.200% sejak akhir 2019 dibandingkan kinerja mendekati 90% untuk indeks S&P 500.

"Performa luar biasa seperti itu biasanya datang dengan volatilitas, dan penurunan tajam hampir 60% di BGCI pada tahun 2021 dapat menambah pondasi untuk lebih lanjut apresiasi pada tahun 2022," kata analis Bloomberg.

Saat ini, konstituen BGCI adalah 80% Bitcoin dan Ethereum. "Tren yang solid tahun 2021 yang kami harapkan untuk semakin cepat pada tahun 2022 adalah proliferasi dolar kripto. Grafik kami menunjukkan kapitalisasi pasar dolar kripto naik di atas US$ 130 miliar," imbuh McGlone.

Pasar Bullish buat Bitcoin, Bisa Capai US$ 100 ribu

McGlone mengatakan, pertanyaan kunci yang dihadapi bitcoin menjelang awal 2022 adalah apakah kripto tertua tersebut akan menyentuh puncaknya atau merupakan semacam pasar bull yang terkonsolidasi. McGlone percaya, jawabannya adalah yang terakhir.

Ia menambahkan, "kripto acuan tersebut [bitcoin] sedang dalam perjalanannya untuk menjadi collateral alias agunan digital global".

McGlone menyebut level support utama untuk bitcoin berada di US$ 50.000 dan titik resistance di US$ 100.000 pada tahun depan.

"Bitcoin tampaknya berada di lintasan menuju US$ 100.000," kata McGlone, sembari menambahkan banyak sentimen positif untuk bitcoin, mulai dari adopsi ke bursa arus utama sampai menjadikan bitcoin sebagai alat pembayaran sah ala El Salvador.

McGlone juga menyinggung bahwa bitcoin mungkin lebih dari sekadar versi digital dari emas. Bloomberg Intelligence melihat rasio bitcoin-emas berpotensi stabil di sekitar 100x per ons emas.

Prospek Cerah Ethereum, Didorong NFT

Ethereum, kripto terbesar kedua di dunia, telah menjadi salah satu pemain terbaik tahun ini, dan tren ini kemungkinan akan berlanjut pada tahun 2022.

"Ethereum memasuki 2022 dengan adopsi yang meningkat dan pasokan yang menurun, sementara telah bertahan dari koreksi substansial tahun ini," kata McGlone.

"Kami melihat sebagai pasar bull baru, di balik penurunan tajam sekitar 60% ke level terendah pada Juli lalu. Koreksi tersebut membantu menetapkan US$ 4.000 sebagai titik resisten utama dan US$ 2.000 sebagai titik support. Apa yang tadinya tidak resisten sekarang menjadi support, dan level US$ 4,000 dapat bertindak sebagai poros kuncinya untuk 2022," jelas McGlone.

Tahun ini, ethereum mampu membuktikan betapa bergunanya ethereum dalam hal dunia digital, termasuk via non-fungible token (NFT).

"Ethereum tampaknya berada di masa-masa awal menjadi agunan internet dan merupakan pusat pembangunan platform untuk DeFi [decentralized finance], fintech, dan NFT," catat McGlone. "Sebagian besar NFT didenominasi dalam ethereum, yang berarti ekosistem yang berkembang mewakili permintaan untuk ETH."

Yang juga turut meningkatkan prospek bullish adalah berkurangnya pasokan ethereum setelah pembaruan protokol Agustus yang mulai menghapus koin dari peredaran.

"Untuk pertama kalinya, tingkat perubahan 52 minggu dalam jumlah koin Ethereum baru vs. [dibandingkan dengan] total koin yang beredar berada di jalur penurunan di bawah 4%," catat McGlone.

Menurut data Etherchain.org, sekitar 630.000 ETH (kira-kira 50% dari pasokan normal) telah dihapus sejak awal Agustus hingga 26 Oktober. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan pasokan bulanan rata-rata sekitar 410.000 sejak Agustus 2020.

Asal tahu saja, saat ini, Jumat (10/12) pukul 14.37 WIB menurut data Coinmarketcap, harga bitcoin turun 3,81% dalam 24 jam terakhir ke posisi US$ 48.052,32. Dalam sepekan bitcoin melemah 15,47%. Bitcoin sendiri sempat menembus level tertinggi sepanjang masa di US$ 68.789,63 pada 10 November 2021, sebelum akhirnya mengalami tren menurun hingga hari ini.

Namun, secara year to date (ytd) bitcoin melonjak 65,20%.

Adapun ethereum juga merosot 7,03% ke US$ 4.076,96 dalam 24 jam belakangan dan ambles 10,65% dalam sepekan. Sejak awal tahun (ytd), ethereum meroket 464,29%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular