Alhamdulillah, Kini China Tak Lagi Jadi Ancaman 'Besar' RI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
10 December 2021 07:35
Ilustrasi Bank Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Bank Indonesia meyakini tidak akan terjadi stagflasi di China seperti dugaan ekonom. Sebab, tanda perbaikan perekonomian sudah mulai terlihat di akhir tahun ini.

"Kami sendiri tetap meyakini bahwa tida akan terjadi stgaflasi di China," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia.

Ia menjelaskan, perbaikan ekonomi China tercermin dari indikator PMI manufakturnya yang masuk zona ekspansi. Dimana pada Oktober berada di posisi 49,2 dan di November menjadi 50,1 poin.

Bahkan bank sentral China pun telah menurunkan GWM nya sebesar 50 basis poin (bps). Sehingga ini akan menambah likuditas perbankan di China sekitar 1,2 triliun yuan.

"Ini baru dilakukan 2 hari lalu dan tentunya kami melihat dengan adanya injeksi likuiditas sebesar 1,2 triliun ini akan dukung aktvitas ekonomi China dan juga sekaligus meredakan ketetatan likuiditas di sistem keuangan China," kata dia.

Sementara itu, munculnya varian baru Covid-19 yakni Omicron dinilai tidak akan berdampak besar bagi pergerakan positif yang sudah terjadi di China.

"Kami yakini even ada penyebaran omicron ini akan relatif minimal dengan tingkat vitality terbatas," pungkasnya.

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular