AS Bisa Buat RI Terombang-ambing, Sri Mulyani Ada Jurusnya!
Bali, CNBC Indonesia - Kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) kini menjadi kekhawatiran banyak negara termasuk Indonesia. Berkaca pada 2013 silam, tapering yang dilakukan bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) membuat pasar keuangan dalam negeri terombang-ambing.
Hanya saja, kondisi kali ini berbeda. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seakan sudah memiliki jurus jitu agar kapal Indonesia yang tengah berlayar tidak tiba-tiba terbalik dan karam.
"2013 kita current account deficit (CAD) yang tinggi sehingga mudah terombang ambing, kini kondisinya jauh lebih baik," ujarnya dalam Seminar Internasional dalam diskusi Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting, Nusa Dua Bali, Kamis (9/12/2021).
Komponen transaksi berjalan (current account) Indonesia memang kini surplus. Didukung oleh lonjakan ekspor akibat peningkatan harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Di sisi lain ada arus dana yang masuk (inflow) dalam jumlah besar.
Indonesia, kata Sri Mulyani menjalankan reformasi besar-besaran meskipun tengah dalam situasi pandemi covid. Di antaranya reformasi struktural yang tertuang dalam Undang-undang Cipta Kerja sehingga mendorong masuknya investasi.
Kemudian di reformasi di bidang perpajakan. Hal tersebut sangat penting dilakukan agar pemerintah bisa meningkatkan penerimaan saat ekonomi mulai pulih. Juga reformasi di bidang belanja dan kehati-hatian pengelolaan utang.
"Ini opportunity untuk menciptakan sumber pembangunan growth yang lebih sustainable, sehingga ketika ada perubahan moneter di negara maju, pondasi yang lebih kuat menancap. Sehingga ombang-ambingnya lebih diminimalkan," pungkasnya.
(mij/mij)