Rupiah Hat-trick di Pasar Spot, Tapi Keok di Kurs Tengah BI!
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) baik di pasar spot. Dengan demikian, rupiah sukses membukukan hat-trick alias penguatan 3 hari berturut-turut.
Namun, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah malah melemah tipis. Berdasarkan data dari BI, kurs tengah atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) turun 0,02% ke Rp 14.351/US$ hari ini.
Sementara itu, di pasar spot, rupiah hanya menguat 0,03% ke Rp 14.350/US$. Padahal di awal perdagangan hari ini rupiah sempat melesat 0,38% ke Rp 14.300/US$.
Meski menguat tipis, kinerja rupiah pada hari ini bisa dikatakan lumayan, sebab beberapa mata uang utama Asia mengalami pelemahan hari ini.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 16:09 WIB.
Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat rupiah mampu menguat dalam 3 hari terakhir.
Rupiah sebagai mata uang emerging market dengan imbal hasil tinggi sangat sensitif dengan sentimen pelaku pasar global.
Ketika sentimen membaik, rupiah cenderung menguat, begitu juga sebaliknya.
Membaiknya sentimen pelaku pasar merespon kabar virus corona Omicron hanya menimbulkan gejala ringan dan tidak ada lonjakan tingkat keterisian rumah sakit menjadi pemicu penguatan rupiah.
Kabar baik lainnya perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengatakan berdasarkan dara awal penelitian di lab, tiga dosis vaksin buatan mereka mampu meredam Omicron secara efektif.
"(Vaksin) masih efektif dalam mencegah Covid-19, juga terhadap Omicron, jika telah diberikan tiga kali. Varian Omicron mungkin tidak cukup dinetralisir setelah dua dosis," kata kedua perusahaan dalam sebuah pernyataan, Rabu (8/12/2021), dikutip dari AFP.
Menurut hasil penelitian, dosis ketiga memberikan tingkat antibodi penetralisir yang serupa terhadap Omicron, sebagaimana diamati saat pemberian dua dosis untuk varian lainnya.
Pfizer dan BioNTech juga mengatakan bahwa vaksin versi khusus Omicron, yang saat ini sedang dikembangkan oleh BioNTech, akan tersedia pada Maret 2022.
Kabar tersebut membuat pelaku pasar kembali masuk ke aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi, dan dolar AS yang merupakan aset aman (safe haven) menjadi kurang menarik. Alhasil, indeks dolar AS mendelep pada perdagangan Rabu setelah menguat 2 hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)