Saham IPO Receh Melesat, Saat yang Jumbo Tertatih-tatih

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Kamis, 09/12/2021 09:48 WIB
Foto: Dokumentasi IPPE

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak buah kelapa, PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham IPPE melesat saat dicatatkan perdana di papan bursa dan ini berbalik dengan IPO kakap yang sahamnya ambles saat ditransaksikan di pasar sekunder.

Perseroan menjadi emiten ke-51 di tahun ini dan ke-763 dengan melepas sebanyak 1 miliar saham atau setara 21,74% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga saham perdana Rp 100 per saham. Dengan demikian, dari IPO tersebut, perseroan meraih dana sebesar Rp 100 miliar.

Saat debut perdana melantai, saham IPPE terpantau menguat sebesar 35% ke level Rp 135 per saham setelah ditransaksikan sebanyak 5.258 kali dengan volume 113,34 juta saham. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar IPPE mencapai Rp 621 miliar.


Direktur Utama IPPE, Syahmenan mengatakan, langkah perseroan untuk masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan Perseroan lebih baik sebagai perusahaan publik, yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder.

Lebih lanjut, dijelaskan Syahmenan, kelapa juga merupakan komoditas yang penting bagi rakyat Indonesia dan dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat. Hal itu dapat dilihat dari pengelolaan pertanaman kelapa di Indonesia yang sebagian besar dikelola oleh rumah tangga petani. Oleh karena itu, pengembangan kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan perekonomian nasional.

Saat ini, produk kelapa Indonesia banyak diperdagangkan dalam bentuk kelapa segar, kopra atau minyak kelapa. Peningkatan nilai tambah terhadap komoditas kelapa menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti kopra dan minyak kelapa perlu ditingkatkan.

"Perseroan mengembangkan green economic dan menyiapkan strategi-strategi yang komprehensif yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar Perusahaan di industri pengolahan minyak buah kelapa, salah satunya dengan menjadi perusahan terbuka", ucap Syahmenan, dalam keterangan resmi, Kamis (9/12/2021).

Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 40,83% dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal dan sisanya sekitar 39,11% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.

Perinciannya, penggunaan dana dari perolehan penawaran umum yang digunakan untuk belanja modal di antaranya sekitar 40,83% digunakan untuk pembelian mesin-mesin untuk pabrik CCO (Crude Coconut Oil), RBD (Refined Bleaching Deodorised), VCO (Virgin Coconut Oil), dan Packaging, sekitar 34,84% digunakan untuk pembangunan pabrik (perdirian baru dan perluasan), sekitar 24,33% digunakan untuk pembelian tangki stok.

"Sedangkan penggunan modal kerja digunakan untuk pembelian bahan baku, operasional kantor, perizinan, transportasi, biaya produksi, dan operasional lainya", lanjut Syahmenan.

Sebagai informasi, perseoran bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak buah kelapa. Perseroan didirikan pada tanggal 20 Maret 2019 dan melakukan penjualan secara komersial pada bulan Mei 2019 dengan produk Virgin Coconut Oil (VCO). Pabrik berlokasi terletak di Batununggul 1 Balimbing, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Produk yang dihasilkan oleh Perseroan adalah sebagai berikut Virgin Coconut Oil (VCO), Pure Coconut Oil (PCO), Crude Coconut Oil (CCO), dan Copra Meal (CM).

Perseroan memiliki satu entitas anak yaitu PT Agrindo Lestari Jaya yang memiliki aset lahan berupa tanah seluas 13.587 ha yang berlokasi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah yang akan diperuntukan sebagai lahan perkebunan kelapa untuk menopang kebutuhan bahan baku.


(sys/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Melantai di Bursa, Merry Riana Bangun Masa Depan Edukasi