Setelah Afsel Giliran Pfizer Beri Kabar Baik, IHSG Terbang?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 December 2021 06:58
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris stagnan 6.603,789 Rabu kemarin. Bursa kebanggaan Tanah Air ini sekali lagi berfluktuasi, sempat menguat ke 0,46%, kemudian berbalik turun 0,27%.

Virus Corona Omicron yang dikatakan tidak lebih berbahaya ketimbang varian lainnya memberikan sentimen positif ke bursa saham global.

"Meski masih banyak ketidakpastian akan dampak yang ditimbulkan Omicron ke kesehatan dan perekonomian, tetapi investor menyambut baik kabar dari Afrika Selatan di mana lonjakan kasus infeksi Omicron tidak diikuti dengan kenaikan tingkat keterisian rumah sakit yang sigfinikan," kata Rodrigo Catril, ahli stretegi di National Australia Bank (NAB), sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (7/12).

Setelah kabar baik dari Afrika Selatan, giliran perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengatakan berdasarkan dara awal penelitian di lab, tiga dosis vaksin buatan mereka mampu meredam Omicron secara efektif.

Kabar tersebut membuat bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) kembali menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat yang memberikan sentimen positif ke pasar Asia termasuk IHSG hari ini, Kamis (9/12).

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat IHSG kemarin nyaris stagnan kemarin. IHSG yang berfluktuasi dan cenderung menurun merupakan efek dari duet pola Doji dan Shooting star. IHSG pun jeblok sejak Jumat (26/11).

Pola Doji di bentuk pada awal Senin (22/11) yang memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.

Kemudian pada Kamis (25/11), IHSG yang gagal mempertahankan penguatan tajam membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv 

Penurunan IHSG pada pekan lalu selalu tertahan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), sebelum akhirnya rebound.

MA 50 kini berada di kisaran 6.550 hingga 6.560 yang menjadi support terdekat yang akan menahan jika IHSG kembali terkoreksi.

Risiko terjadinya koreksi terlihat dari grafik 1 jam dimana indikator Stochastic mulai turun dari di wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Selain itu, IHSG juga membentuk gap (celah) pada pembukaan perdagangan Selasa. Secara teknikal, pergerakan suatu aset akan menutup celah tersebut terlebih dahulu. Kemarin juga terjadi gap dan langsung ditutup. IHSG pun berakhir stagnan.

Sementara itu IHSG berpeluang menguat ke 6.630 selama mampu bertahan di atas level 6.600. Resisten selanjutnya berada di kisaran 6.670. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular