Lumayan Bikin Lega Nih, China Tak Lagi Jadi Ancaman RI!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
08 December 2021 17:55
China's Chen Meng, left, and Sun Yingsha hold their national flag after winning the table tennis women's singles gold medal match at the 2020 Summer Olympics, Thursday, July 29, 2021, in Tokyo. (AP Photo/Kin Cheung)
Foto: AP/Kin Cheung

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia meyakini tidak akan terjadi stagflasi di China seperti dugaan banyak pihak. Tanda perbaikan perekonomian China sudah mulai terlihat di akhir tahun ini.


"Kami sendiri tetap meyakini bahwa tidak akan terjadi stgaflasi di China," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/12/2021).

Stagflasi adalah dimana kondisi ekonomi melambat tapi inflasi tinggi. Sehingga dianggap menjadi 'mimpi buruk' bagi china, karena pelaku ekonomi harus membayar mahal demi pertumbuhan ekonomi yang biasa saja.

Hariyadi menjelaskan, perbaikan ekonomi China tercermin dari indikator PMI manufaktur yang masuk zona ekspansi. Dimana pada Oktober berada di posisi 49,2 dan di November menjadi 50,1 poin.

Bahkan bank sentral China pun telah menurunkan GWM nya sebesar 50 basis poin (bps). Sehingga ini akan menambah likuditas perbankan di China sekitar 1,2 triliun yuan.

"Ini baru dilakukan 2 hari lalu dan tentunya kami melihat dengan adanya injeksi likuiditas sebesar 1,2 triliun ini akan dukung aktivitas ekonomi China dan juga sekaligus meredakan ketetatan likuiditas di sistem keuangan China," kata dia.

Sementara itu, munculnya varian baru Covid-19 yakni Omicron dinilai tidak akan berdampak besar bagi pergerakan positif yang sudah terjadi di China.

"Kami yakini even ada penyebaran omicron ini akan relatif minimal dengan tingkat vitality terbatas," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Iran-Israel & AS Bikin Was-was, Ini Ramalan BI Soal Ekonomi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular