Permintaan Lagi Banyak, Harga Timah Cuma Naik Seiprit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 08/12/2021 16:34 WIB
Foto: Dok.PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah bergerak datar pada perdagangan hari ini seiring dengan ekspor timah Indonesia yang naik pada bulan November. Risiko penyebaran varian Omicron jadi beban laju harga timah.

Pada Rabu (8/12/2021) pukul 14:18 WIB harga timah tercatat US$ 38.950/ton, naik tipis 0,04% dibandingkan posisi kemarin.


Sumber: Investing.com

Ekspor timah olahan Indonesia pada November melonjak untuk bulan kelima berturut-turut secara year-on-year, berdasarkan data kementerian perdagangan. Ekspor timah pada November meroket 38,8% yoy dari tahun sebelumnya menjadi 6.317,93 ton. Namun, pada basis bulanan, pengiriman turun 19% month-to-month (mtm).

Singapura, Belanda, dan India merupakan tujuan terbesar ekspor timah Indonesia bulan lalu, menurut data tersebut. Ekspor timah melonjak menjadi tanda permintaan timah meningkat karena pembukaan ekonomi.

Menurut laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research, sektor elektronik menjadi sumber utama permintaan timah olahan. Mereka memperkirakan konsumsi timah olahan akan tumbuh sebesar 7,8% pada tahun 2021.

Penggerak utama di balik pertumbuhan permintaan akan berasal dari industri elektronik konsumen seperti smartphone, laptop dan tablet, karena penggunaan solder sebagai tahap pembuatan barang elektronik tersebut.

Pertumbuhan populasi dan peningkatan pendapatan, terutama di pasar negara berkembang, akan mendorong peningkatan pembelian barang elektronik konsumen, sehingga mendukung permintaan timah olahan di masa depan.

Ke depan, timah akan mendapat permintaan signifikan dari pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi seperti 5G, yang saat ini sedang direncanakan di seluruh dunia. Pasar ini saja dapat menciptakan 10.000-15.000 ton permintaan timah baru, kata Willoughby, analis Asosiasi Timah Internasional (ITA).

Timah juga akan mendapatkan permintaan dari pertumbuhan pusat data serta dari transisi energi. Timah memainkan peran kunci dalam tenaga surya dan kendaraan listrik, Willoughby menambahkan.

Namun, laju timah tertahan oleh Omicron yang terus menyebar dan sudah menyebar ke 50 negara menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (AS) alias CDC. Walaupun data awal Omicron menunjukan tanda varian ini tidak lebih parah, tetapi masih terlalu dini untuk memberi kesimpulan varian ini tidak lebih berbahaya.

Hal ini yang menyebabkan kekhawatoran investor atas pemulihan ekonomi dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Royalti Naik, Investasi ke Industri Timah Banyak Tertunda