Investor Kripto Ini Anggap Obligasi Skema Ponzi, Serius?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 December 2021 15:25
Gambar Konten, Uang Kripto
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang investor makroekonomi menganggap bahwa pasar obligasi merupakan pasar yang menganut skema Ponzi (Ponzi Scheme), di mana bank sentral suatu negara dapat memanipulasinya.

Hal ini diutarakan oleh Dan Morehead, CEO Pantera Capital yang juga sebagai investor makroekonomi lama. Dia telah menandakan bahwa alarm atau gelembung (bubble) pasar obligasi diciptakan oleh bank sentral, dalam hal ini bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) dan dia mengatakan aset digital harus dibeli sebagai gantinya.

"Investor obligasi akan benar-benar hancur ketika The Fed berhenti memanipulasi pasar obligasi," kata Morehead dalam sebuah catatannya pada Selasa (6/12/2021) kemarin.

Morehead berpendapat bahwa bitcoin dan aset kripto lainnya bisa menjadi aset lindung nilai (hedging) karena bubble di pasar utang mulai muncul.

"Pemerintah harus berhenti terobsesi untuk melarang bitcoin dan melihat lebih ke dalam," kata Morehead, dikutip dari Bloomberg.

Menurut Morehead, skema Ponzi dalam pasar obligasi terbesar dalam sejarah AS adalah di saat pemerintah AS menaikan pasar obligasi hipotek hingga mencapai US$ 33 triliun.

Dia pun berkomentar bahwa hal tersebut didorong oleh satu 'aktor' non-ekonomi dengan posisi dominan yang diperdagangkan berdasarkan informasi material non-publik.

Sebagai informasi, skema Ponzi merupakan jenis penipuan di mana pelaku mencuri uang dari investor dan menutupinya dengan menyalurkan pengembalian pada klien dari dana yang diberikan oleh investor baru.

Morehead, yang juga menjabat sebagai eksekutif di Julian Robertson's Tiger Management pada awal karirnya, menginvestasikan dana pertamanya di Pantera pada tahun 2013, tentunya dalam cryptocurrency, dalam hal ini bitcoin.

Pada saat itu, bitcoin masih seharga US$ 65 per kepingnya. Bitcoin pun berhasil mencetak level tertinggi baru sepanjang masa nyaris US$ 69.000 pada November lalu.

Kini, Morehead berinvestasi dalam beragam aset digital dan perusahaannya memiliki nilai aset sebesar US$ 6,4 miliar, menurut situs webnya.

Morehead pun bukanlah orang pertama yang menyamakan kebijakan bank sentral dengan skema Ponzi. Sebelumnya, ada Scott Minerd dari Guggenheim Investments yang juga membuat referensi serupa pada awal tahun 2020, atau sebelum pandemi virus corona (Covid-19) merebak secara luas.

Ketika regulator membunyikan alarm tentang cryptocurrency, Morehead bersikeras bahwa kedalaman dan luasnya pasar bitcoin membuatnya tahan banting dan tidak mudah untuk dicurangi.

"Pasar bitcoin memang terlalu besar untuk dimanipulasi, bahkan bitcoin diperdagangkan hingga ratusan bursa di puluhan negara. Volume harian bitcoin juga besar yakni 1.000 kali atau sebanyak perusaahan GameStop, yang diperdagangkan hanya pada satu pasar hanya dalam satu negara," kata Morehead, dilansir dari Bloomberg.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-fakta Modus Money Game & Skema Ponzi, Waspada Ketipu!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular