
Wow! Nilai Merger Startup di ASEAN Tembus Rp 1.068 T

Meskipun M&A untuk industri startup teknologi sedang tumbuh pesat di Asia Tenggara, seperti yang baru saja melantai di bursa Nasdaq yaitu Grab, namun jumlah Startup yang IPO di Indonesia juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan selama 4 tahun belakangan ini.
Tren IPO diprediksikan akan tetap bertumbuh karena adanya dukungan dari Pemerintah Indonesia seperti perusahaan tidak harus mempunyai laba untuk terdaftar secara publik dan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) juga mengurangi dan menyederhanakan proses persyaratan perijinan.
Terbaru, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menerbitkan aturan mengenai penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel oleh emiten atau multi voting share (MVS). Adanya aturan ini akan mengakomodasi perusahaan rintisan unicorn untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejumlah perusahaan teknologi lokal yang baru saja IPO di BEI, adalah Bukalapak, Cashlex, DIVA, Kioson dan beberapa perusahaan lain. Perusahaan rintisan lainnya seperti Traveloka dan GoTo sudah ada dalam tahap menuju IPO.
Meski demikian, Head of Equity Research PT Mandiri Sekuritas Adrian Joezer berpendapat, di tahun depan masih ada risiko yang membayangi pelaku pasar, yakni kebijakan tapering off bank sentral AS, The Federal Reserve yang berpotensi berdampak pada terganggunya likuiditas di pasar saham, terutama pada minat investasi investor di IPO perusahaan-perusahaan rintisan teknologi domestik.
"Tapering sudah pasti akan terjadi, terjadi pengaruh ke sentimen BEI dan keputusan investor dalam menentukan pricing," beber Adrian.
Namun demikian, kata Adrian, selama proses penentuan harga tersebut berjalan sesuai dengan mekanisme pasar, maka risiko dari tapering akan cenderung terbatas. Sebab, di Indonesia indeks perusahaan teknologi yang masuk dalam indeks MSCI Indonesia masih sangat jarang.
"Selama pricing dilakukan sesuai market mechanism, itu tidak masalah. Kebutuhan demand masuk baru itu ada, tapering pengaruh dari sisi bagaimana proses tawar menawar bookbuilding," ungkapnya.
(sys/sys)[Gambas:Video CNBC]
