Ex Komisaris Tantang Erick Taruhan Rp 1 M, Jika KRAS Bangkrut
Jakarta, CNBC Indonesia - Isu mengenai kebangkrutan di produsen baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengemuka akhir-akhir ini. Pernyataan ini bukan sembarangan, melainkan dari Menteri BUMN Erick Thohir saat Rapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas meyakini, kondisi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), tidak akan mengalami kebangkrutan pada Desember ini. Hal ini sebagai respons Roy terkait pernyataan Menteri Erick yang menyebut produsen baja pelat merah itu bakal bangkrut pada akhir Desember jika tidak melakukan sejumlah langkah restrukturisasi.
"Yang jelas pernyataan Pak Erick Thohir sebagai menteri BUMN yang membawahi Krakatau Steel adalah pernyataan yang kurang bijak. Bahkan cenderung merugikan KS yang notabene adalah anak dia kan," kata Roy, kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/12/2021).
Dia menyebut, KRAS masih memiliki anak usaha yang membukukan laba, seperti subholding KS Grup, Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI). Roy menyebut, KSI saat ini menjadi cash cow bagi induk holding KS. Perusahaan ini memberi andil EBITDA sebesar 50% terhadai holding dengan laba bersih tahun ini sekitar Rp 500 miliar. Roy bahkan meminta Menteri Erick untuk bertaruh Rp 1 miliar jika KS benar bangkrut akhir bulan ini.
"Saya akan bayar pak menteri. Sebaliknya jika KS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta pak menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan ke kaum Dhuafa," katanya menambahkan.
Roy mengatakan, KS memang dalam kondisi sulit. Tapi manajemen telah berbuat yang terbaik dan sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Sebagai aset strategis, seharusnya KS diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai hanya karena ada motif tertentu, KS menjadi korban dari kepentingan tertentu.
"Pernyataan itu sangat tidak hati-hati, dan tidak benar. Saya membantah dan saya siap menanggung risikonya," ujarnya.
Lebih jauh Roy menambahkan, untuk menyelesaikan kewajiban KS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40 persen. Akan tetapi, kata Roy, belakangan muncul permintaan agar penjualan KSI hingga sampai 70 persen saham sampai tahun 2023. Inilah yang justru akan merugikan KS sebagai pemegang saham mayoritas. Karena KSI merupakan aset penting dan cashcow dari KS. Bahkan saat ini sekitar 50 persen EBITDA KS berasal dari KSI.
Roy menegaskan, sesungguhnya dia tidak suka bertaruh. Tapi hal itu terpaksa dia lakukan untuk meyakinkan rakyat bahwa transaksi ini tidak beres. Menurut Roy, dia tidak menolak divestasi KSI. Tapi jika divestasi harus dilakukan hingga 70 persen, hal itu pasti akan merugikan KS dan negara.
"Menurut saya Pak menteri juga nggak jujur kalau ngomong yang mau beli KSI cuma INA (Indonesia Investment Authority). Tolong, dahulukan kepentingan negara, bukan kelompok apalagi individu," tambah Roy.
Sebelumnya di depan Komisi VI DPR menteri BUMN mengatakan, untuk penyelamatan Krakatau Steel ada tiga langkah. Problem-nya langkah ketiga ini macet. Ada dua restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel, satu negosiasi ulang dengan POSCO ini juga nggak mudah.
"Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," katanya.
Erick mengungkapkan bahwa kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority alias INA akan berinvestasi di Krakatau Steel.
"Salah satunya sebenarnya kita mengundang, ini bukan jeruk makan jeruk ya, INA untuk berinvestasi, INA sebenarnya kan kita juga untuk investasi, sehingga barangnya nggak lari ke luar," ujar Erick.
(sys/hps)