Dolar Australia "Dibuang", Nyaris ke Bawah Rp 10.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia makin terpuruk melawan rupiah, bahkan nyaris menembus ke bawah Rp 10.000/US$ pada perdagangan Senin (6/12). Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Selasa besok.
Melansir data Refintiv, dolar Australia pagi ini sempat melemah 0,11% ke Rp 10.066,42/AU$, terendah sejak pertengahan Juli tahun lalu. Dolar Australia kemudian sukses rebound dan berada di Rp 10.122,65/AU$ atau penguat 0,44% pada pukul 12:31 WIB.
RBA yang akan mengumumkan kebijakan moneter Selasa besok menjadi penyebab utama kemerosotan dolar Australia. Dalam pengumuman kebijakan moneter 2 November lalu, RBA mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga di tahun depan.
"Data dan proyeksi terbaru tidak menjamin kenaikan suku bunga di tahun 2022. Dewan gubernur masih bersabar," kata Gubernur RBA Philip Lowe, saat pengumuman kebijakan moneter, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (2/11).
Di sisi lain, banyak yang memprediksi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga di tahun depan, sehingga selisih yield akan semakin melebar, dan menguntungkan bagi rupiah.
Dolar Australia pun terpuruk, sejak 2 November hingga Jumat pekan lalu jeblok lebih dari 6%.
Survei terbaru dari Reuters menunjukkan RBA diperkirakan akan menaikkan suku bunga di tahun 2023.
"Melihat kenaikan inflasi di Australia dan negara lainnya di dunia, RBA kini diprediksi akan menaikkan suku bunga dari rekor terendah saat ini 0,1% pada kuartal I-2023," sebagaimana diwartakan FX Street, Jumat (3/12).
Survei tersebut dilakukan Reuters pada 29 November hingga 2 Desember, dengan 35 ekonom.
Tidak hanya sekali, RBA juga diprediksi akan agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi di kuartal II-2023, sebesar 25 basis poin (0,25%) sehingga menjadi 0,5%, dan selanjutnya di penghujung 2023 dinaikkan lagi sebesar 25 basis poin.
Pelaku pasar kini menanti proyeksi terbaru dari RBA, apakah masih tetap kekeh jika suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024, yang bisa membuat dolar Australia makin terpuruk, dan menembus ke bawah Rp 10.000/AU$.
Atau atau sejalan dengan survei Reuters yang membuka peluang kenaikan suku bunga di 2023, yang bisa membuat dolar Australia rebound.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)