Rupiah Sudah Terpuruk, Eh Ketimpaan Kabar Buruk Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 December 2021 14:20
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Virus corona varian Omicron masih terus menyebar, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan setidaknya 38 negara sudah "disusupi".

Virus Omicron yang dikatakan lebih gampang menyebar ketimbang varian delta serta ada kemungkinan kebal terhadap vaksin dikatakan bisa "menguasai" dunia dalam 3 sampai 6 bulan ke depan.

Hal itu dikatakan oleh dokter spesialis penyakit menular, Leong Hoe Nam, dari rumah sakit Mount Elizabeth Novena.

"Sejujurnya, Omicron akan mendominasi dan membanjiri seluruh dunia dalam 3 sampai 6 bulan ke depan," kata Leong dalam acara Street Signs Asia, CNBC International Rabu (1/12).

Saat ini corona varian Delta yang menguasai dunia. Menurut laporan Reuters penyakit akibat virus corona (Covid-19) saat ini 99% merupakan varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India pada bulan Maret 2021, dan mendominasi di dunia di bulan Juli.

Artinya dalam tempo 4 bulan Delta "menguasai" dunia, dengan Omicron yang dikatakan lebih menular tentunya bisa lebih cepat lagi jika tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Penyebaran tersebut dikhawatirkan akan membuat perekonomian dunia melambat lagi, sehingga sentimen pelaku pasar memburuk. Terlihat dari bursa saham global yang beberapa kali ambrol di pekan ini. Rupiah yang merupakan aset negara emerging market juga terkena imbasnya, pelaku pasar mulai menjauhi rupiah.

Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Hasil survei tersebut menunjukkan pelaku pasar yang sebelumnya mengambil posisi beli (long) rupiah, kini berbalik menjadi jual (short).

idr

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei ini lagi-lagi konsisten dengan pergerakan rupiah, ketika investor mengambil posisi long rupiah akan menguat begitu juga sebaliknya.

Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (2/12/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,15, berbalik dari naik dari 2 pekan lalu -0,72.

Dari 9 mata uang yang disurvei, hanya yuan China yang masih diburu para pelaku pasar, dengan angka -0,88, naik tipis dari sebelumnya -0,87. Rupiah yang sebelumnya berada di urutan kedua kini menyusul mata uang lainnya yang sudah terlebih dahulu dijual pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular