
Ramai Startup Fintech Caplok Sekuritas & Bank, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini, dua perusahaan rintisan (startup) di sektor keuangan (fintech) Tanah Air cukup ekspansif mengakuisisi perusahaan sekuritas hingga bank. Tren akuisisi ini kian menyemarakkan ekosistem keuangan digital oleh perusahaan rintisan fintech.
Seperti diketahui, Ajaib Grup telah mengakuisisi 24% saham perusahaan bank, PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) senilai Rp 745 miliar. Ajaib Grup didirikan sejak tahun 2018 yang menaungi Ajaib Sekuritas (PT Ajaib Sekuritas Asia) dan Ajaib Reksa Dana (PT Takjub Teknologi Indonesia). Ajaib Sekuritas atau PT Ajaib Sekuritas Asia sendiri telah berdiri sejak 1989 yang semula bernama PT Manwell Setra, sementara Ajaib Reksa Dana atau PT Takjub Teknologi Indonesia berdiri pada 2019.
Perkembangan terbaru, Grup Ajaib dinobatkan sebagai perusahaan rintisan dengan valuasi unicorn (setara Rp 14 triliun) atau ke-7 di Indonesia setelah perseroan berhasil menggalang dana seri B senilai US$ 153 juta atau Rp 2,18 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$ dari DST Global.
Dalam prospektus yang disampaikan manajemen BNBA, memang ke depan perusahaan berencana mengembangkan layanan perbankan digital dan Grup Ajaib bakal turut menyerap rights issue tersebut.
Sementara itu, PT Stockbit Investa Bersama (Stockbit), belum lama ini mengakuisisi perusahaan sekuritas, PT Mahakarya Artha Sekuritas dan akan berganti nama menjadi Stockbit Sekuritas.
Alih-alih menjelaskan latar belakang akuisisi tersebut merupakan bagian dari upaya Grup Bibit menciptakan ekosistem keuangan digital, Co Founder Stcokbit, Wellson Lo menuturkan, perseroan saat ini fokus menghadirkan pengalaman berinvestasi saham yang aman, nyaman, dan sederhana bagi seluruh pengguna.
"Selain memfasilitasi pengguna dalam berinvestasi saham, di Stockbit kami berkomitmen dalam mengedukasi masyarakat agar dapat berinvestasi secara benar (melalui Stockbit Academy), berdiskusi dengan sesama pengguna seputar saham dan pasar modal (melalui Stockbit Stream), mendapatkan informasi/update terkini terkait pasar modal (melalui Stockbit Snips) serta memberikan kesempatan kepada investor pemula untuk melakukan simulasi trading (melalui Stockbit Virtual Trading)," ungkap Wellson, kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.
Ekspansi Bibit mencaplok perusahaan sekuritas, dijelaskan Wellson sebagai fokus dari perseroan untuk fokus pada peningkatan kapabilitas teknologi platform trading online serta upaya mempertahankan standar keamanan dan privasi bagi seluruh pengguna. Ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologinya.
Menariknya, tren akuisisi perusahaan sekuritas di dalam negeri memang terus terjadi belakangan ini. Salah satu faktornya adalah karena masih besarnya ruang pertumbuhan investor, terutama ritel di Indonesia yang saat ini masih belum mencapai 1% dari total penduduk.
Diberitakan sebelumnya, sumber CNBC Indonesia di Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menuturkan, masih ada beberapa perusahaan sekuritas yang berpotensi melakukan merger dan akuisisi (M&A), meski tidak menyebut nama-nama perusahaan sekuritas secara lebih detil.
"Potensinya bisa-bisa saja, kalau disebut berpotensi, ya berpotensi. Indonesia masih menjadi pasar yang menarik," kata sumber tersebut.
Akuisisi perusahaan sekuritas lokal oleh investor strategis menjadi fenomena yang menarik di tengah tren hengkangnya perusahaan sekuritas asing di Indonesia seperti Nomura Sekuritas, Merril Lynch, Morgan Stanley hingga Deutsche Sekuritas Indonesia.
(sys/sys)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Modal Ekspansi Mitratel: Menara Terbanyak di Asia Tenggara