Babak Belur Dihajar Omicron, Bisakah IHSG Bangkit Sesi 2?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambles di zona koreksi dengan pelemahan 0,46% di sesi I perdagangan Jumat (3/12/2021). IHSG ditutup di level 6.553,84 hingga 11.30 WIB.
Pada sesi I, indeks bergerak di rentang 6.549-6.600. Saat indeks ambles, terpantau ada 208 saham menguat, 278 saham melemah dan 161 stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp 6,29 triliun. Asing net sell di pasar reguler sebesar Rp 96,6 miliar. Mayoritas saham big cap seperti bank kakap yang bobot indeksnya lebih dari 10% juga turun sehingga membuat IHSG tertekan.
Sentimen global sebenarnya cenderung positif. Semalam bursa saham Wall Street rebound. Indeks S&P 500 dan Dow Jones naik lebih dari 1%.
Di tengah kekhawatiran yang ada tentang penyebaran varian Omicron, sejumlah kabar yang melegakan pun datang. Kali ini kabar optimis mengenai virus itu datang dari Hong Kong dan Australia.
MelansirStraits Times, sekelompok ilmuwan Hong Kong telah berhasil mengisolasi varian Omicron untuk menjadi sampel medis. Hal inibergunauntuk penelitian lebih lanjut demi mengetahui respon kekebalan yang tepat atas virus ini.
Dalam keterangan resmi University of Hong Kong (HKU), pengisolasian virus ini merupakan yang pertama di Asia. Tim peneliti saat ini sedang memperluas pengamatan virus untuk menilai penularan, kemampuan penghindaran kekebalan, serta menebak patogenisitasnya.
Kabar baik lainnya, regulator kesehatan Inggris pada Kamis (2/12) memberikan lampu hijau untuk penggunaan obat Covid-19 terbaru. Obat itu merupakan pengembangan yang dilakukan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline.
Pemberian izin ini menambah panjang laporan obat-obatan Covid-19 yang juga dianggap mampu melawan Varian Omicron. Sebelumnya, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan obat pengobatan Covid-19, Paxlovid, yang saat ini sedang dikembangkan perusahaannya mampu melawan infeksi varian itu.
Namun karena IHSG sudah terbang tinggi lebih dari 1% kemarin, maka wajar saja jika hari ini terkoreksi karena ada indikasi profit taking. Setelah ambles di sesi I bagaimana arah pergerakan IHSG sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.630 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.487 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 44,07 dan berada pada tren turun. Hal ini mengindikasikan bahwa IHSG masih punya peluang terkoreksi di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)