Harga Batu Bara Naik, Pendapatan BUMI Melesat 13,3%
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya mencatatkan lonjakan pendapatan di kuartal III-2021. Pendapatan BUMI tercatat mencapai US$ 666,18 juta, tumbuh 13,31% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding setahun sebelumnya sebesar US$ 587,88 juta.
Berdasarkan laporan keuangan BUMI per 31 September 2021, pendapatan Bumi Resources dan entitas anaknya meningkat ditopang lini utama bisnis perusahaan di sektor perdagangan batu bara. Pendapatan dari penjualan batu bara yang dilakukan BUMI dan anak usahanya mencapai US$ 657,94 juta per kuartal III/2021, tumbuh 12,40% secara tahunan dibanding perolehan setahun lalu yakni US$ 585,33 juta.
Penjualan batu bara berkontribusi sebanyak 98,8% atas pendapatan total BUMI dan entitas anak hingga akhir September 2021. Sisanya, pendapatan BUMI dan entitas anak berasal dari bisnis emas dan penyediaan jasa ke pihak ketiga.
Pada periode yang sama, penjualan batu bara yang dilakukan BUMI dan entitas anak di dalam negeri meningkat 0,51% secara tahunan menjadi US$ 329,04 juta. Pendapatan perusahaan dari ekspor batubara juga meningkat menjadi US$ 328,9 juta, tumbuh 27,49% secara tahunan dibanding capaian pada kuartal III-2020 yaitu US$ 257,95 juta.
Dari bisnis emas, pendapatan BUMI melonjak drastis 1.281% secara tahunan menjadi US$ 5,63 juta dibanding setahun sebelumnya yaitu US$ 408,3 ribu. Kemudian, pendapatan BUMI dan entitas anak dari penyediaan jasa per September 2021 naik 21,38% menjadi US$ 2,6 juta, dari posisi setahun sebelumnya yaitu US$ 2,14 juta.
BUMI juga berhasil menekan jumlah beban pokok pendapatan hingga US$ 512,78 juta atau turun 7,27% secara tahunan. Kenaikan pendapatan dan berkurangnya beban pokok perusahaan membuat laba bersih Bumi Resources dan anak usahanya naik menjadi US$ 63,7 juta. Jumlah ini berbalik positif US$ 201 juta dari kerugian bersih yang dicatat Bumi Resources dan anak usahanya setahun lalu yaitu US$ 137,3 juta.
"Beban pokok penjualan masih terkendali walaupun dalam kondisi pandemi dan cuaca buruk yang menantang, dan fluktuasi harga minyak," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava, Rabu (1/12/2021).
Dileep berkata, kenaikan pendapatan dan laba perusahaan terjadi salah satunya karena adanya tren kenaikan harga batu bara sejak awal 2021. Berdasarkan data Kementerian ESDM, per November harga batubara acuan mencapai US$ 215,01 per ton.
Menurut Dileep, sesuai pedoman dan tinjauan kondisi saat ini, BUMI menargetkan produksi batubara perusahaan bisa mencapai 80-82 juta ton hingga akhir tahun. Target produksi tersebut turun dibanding proyeksi sebelumnya karena adanya tren kenaikan curah hujan di akhir tahun.
"Pendapatan kotor meningkat hal ini dipicu oleh tren peningkatan harga batu bara yang masih berlangsung. Harga perkiraan rata-rata (batu bara) hingga akhir 2021 diestimasi sebesar US$68 - US$72 per ton," katanya.
(rah/rah)