Booming Properti Virtual di Metaverse, Investor Kok Doyan?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
01 December 2021 16:15
Ilustrasi Ethereum. (Photo by Executium on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Ethereum. (Photo by Executium on Unsplash)

Alat tukar di dunia digital akan menggunakan aset kripto, karena sistem keuangan di metaverse didukung oleh blockchain yang menghilangkan kebutuhan akan pihak ketiga, seperti bank. Siapa pun yang memasuki dunia virtual dapat membeli atau memperdagangkan seni, musik, dan bahkan rumah sebagai token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT), yang merupakan koleksi berbasis blockchain dan menjadi representasi digital dari barang-barang dunia nyata. NFT berfungsi sebagai bukti kepemilikan digital.

Dan dalam beberapa bulan terakhir, volume transaksi untuk real estat komersial di metaverse telah meningkat.

Pada bulan Oktober, Tokens.com, sebuah perusahaan teknologi blockchain yang berfokus pada NFT dan real estat metaverse, mengakuisisi 50 persen Metaverse Group, salah satu perusahaan real estat virtual pertama di dunia, dengan harga sekitar US$ 1,7 juta. Metaverse Group berbasis di Toronto tetapi memiliki kantor pusat virtual di dunia bernama Decentraland di Crypto Valley, yang merupakan imitasi metaverse untuk Silicon Valley. Decentraland juga memiliki distrik untuk perjudian, belanja, mode, dan seni.

Sejak akuisisi tersebut, Louis Vuitton, Gucci, Burberry, dan merek mewah lainnya telah ikut memasuki metaverse melalui NFT, sebuah langkah yang membuat eksekutif perusahaan optimis bahwa menara Tokens.com akan segera menghasilkan pendapatan dari sewa dan iklan.

Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa sebuah perusahaan ingin berinvestasi di kantor virtual di metaverse, Michael Gord, salah satu pendiri Metaverse Group, dilansir The New York Times mengatakan orang yang skeptis harus melihat tren yang dipicu oleh pandemi.

Rekor Akuisisi Lahan

Minat akan lahan di metaverse mencapai puncak baru pada hari Selasa (30/11) lalu, ketika Republic Realm, sebuah perusahaan yang mengembangkan real estate di metaverse, mengatakan mereka membayar US$ 4,3 juta atau setara dengan Rp 61,50 miliar (kurs Rp 14.300/US$) untuk tanah di dunia Sandbox.  Ini merupakan penjualan real-estate virtual terbesar yang dipublikasikan hingga saat ini, menurut perusahaan dan data dari situs web NonFungible.com, yang melacak penjualan tanah digital.

Republic Realm membeli tanah digital dari perusahaan videogame Atari SA dan kedua perusahaan tersebut mengatakan mereka berencana untuk bermitra dalam pengembangan beberapa properti.

Akuisisi itu memecahkan rekor baju terjadi pekan lalu ketika Tokens.com mengatakan membayar sekitar US$ 2,5 juta (Rp 35,75 miliar) untuk tanah di distrik mode di dunia Decentraland.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular