Bursa Asia Ambruk Diterjang Omicron, tapi IHSG Selamat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 29/11/2021 17:00 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia kembali ditutup ambles pada perdagangan Senin (29/11/2021) awal pekan ini,karena pelaku pasar di Asia masih mengkhawatirkan dari varian baru virus corona (Covid-19), meskipun beberapa pasar saham Asia ada yang sudah mulai pulih ke zona hijau pada hari ini.

Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, yakni melesat 0,71% ke level 6.608,29.

Sedangkan sisanya kembali ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,63% ke level 28.283,92, Hang Seng Hong Kong merosot 0,92% ke 23.852,24, Shanghai Composite China turun tipis 0,04% ke 3.562,70, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,92% ke 2.909,32, dan Straits Times Singapura ambruk 1,44% ke 3.120,58.


Indeks Nikkei memimpin pelemahan bursa utama Asia pada hari ini, karena investor di Negeri Sakura tersebut masih khawatir dengan varian baru Covid-19, yakni Omicron.

Sentimen memburuk setelah Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida mengatakan negaranya akan melarang masuknya warga negara asing (WNA) mulai 30 November untuk mencegah varian Omicron masuk ke Jepang.

"Ketika varian Delta ditetapkan sebagai VOC (variant of concern) pada Mei lalu, pasar mengalami koreksi sekitar 7%, mengingat perbedaan ketersediaan vaksin dan obat oral untuk Covid-19 sejak saat itu, kami kira pasar kurang lebih telah memperhitungkan risiko dari Omicron," kata Fumio Matsumoto, kepala strategi Okasan Securities, dikutip dari Reuters.

Selain Nikkei Jepang, indeks Hang Seng juga ditutup ambles nyaris 1%, setelah otoritas kesehatan Hong Kong melaporkan dua kasus Covid-19 varian Omicron pada pekan lalu.

Di lain sisi, merosotnya indeks Hang Seng hari ini juga disebabkan oleh ambruknyaa saham perjudian di Hong Kong hingga mencapai 7%, terguncang oleh penangkapan 11 orang atas dugaan hubungan dengan perjudian lintas batas negara dan pencucian uang.

Varian baru yang sebelumnya bernama B.1.1.529 dan kini bernama Omicron tersebut pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel). Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) menyatakan telah mengkonfirmasi 22 kasus positif, dengan lebih banyak kasus dikonfirmasi saat hasil tes keluar per Kamis (25/11/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebut varian baru Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concern).

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat lalu, dikutip dari CNBC International, dikutip Senin (29/11/2021).

"Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya."

Varian tersebut telah terdeteksi dalam jumlah kecil di Afrika Selatan. Namun, jumlah kasus Omicron tampak meningkat di hampir semua provinsi Afrika Selatan. Omicron juga telah ditemukan di Inggris, Israel, Belgia, Belanda, dan Hong Kong.

Tetapi pada Minggu (28/11/2021) kemarin, WHO memberikan keterangan bahwa mereka masih belum mengetahui jelas apakah infeksi varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan strain lain, termasuk Delta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"