
Omicron Mengerikan, Hampir Mustahil IHSG ke 7.000 Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mutasi baru virus Corona Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan menjadi ancaman baru semua negara yang berperang melawan pandemi selama hampir dua tahun terakhir. Ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin sulit ke level 7.000 atau 6.800 di akhir tahun.
Sentimen ini diyakini menurut para analis akan berimbas pada tertekannya bursa saham, terutama jika diikuti oleh kebijakan masing-masing negara memberlakukan pembatasan sosial, termasuk di Tanah Air. Perkembangan terbaru, virus ini diketahui telah ditemukan di 12 negara, antara lain di Hong Kong, Australia, Inggris hingga Perancis.
Analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto berpendapat, menjelang tutup tahun ini reli IHSG diperkirakan akan cenderung terbatas seiring kekhawatiran pelaku pasar mengenai mutasi baru Covid-19.
Hal ini berpotensi memungkinkan terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia yang bisa berimbas pada pengetatan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Imbasnya, aktivitas bisnis yang sudah mulai menunjukkan pemulihan, bisa kembali terkoreksi terutama di sektor yang terdampak langsung seperti pariwisata, ritel, restoran, mall jika PPKM kembali diperketat.
"Sektor pariwisata paling tertekan harusnya, terutama kalau PPKM diperketat lagi. Jadi, penguatan IHSG akan terbatas," kata Wiliiam, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021).
Dia menilai, mempertimbangkan adanya risiko gelombang ketiga pandemi di Indonesia, IHSG berpotensi akan bergerak di level batas bawah 6.481 dan batas atas 6.800 sampai dengan akhir tahun ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Dimas Wahyu mengungkapkan, kemunculan varian Covid-19 Omicron di Afrika Selatan menyebabkan investor mulai beralih ke
instrumen aset yang lebih aman, ditandai dengan turunnya imbal hasil US Treasury 10-tahun hingga ke level 1,4% dan kejatuhan tajam bursa Wall Street.
Sementara itu, harga minyak mentah anjlok ke level di bawah USD 70/barel, seiring meningkatnya kekhawatiran diberlakukannya lockdown kembali.
"Pelaku pasar akan mencermati perkembangan dari dampak varian Covid-19 Omicron terhadap aktivitas perekonomian global dan domestik," kata Dimas Wahyu,
Dengan katalis tersebut, Dimas memproyeksikan, IHSG akan kembali mengalami tekanan pada rentang pergerakan yang lebih rendah di area 6.500-6.754.
(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend