Varian Omicron Muncul Jelang Nataru, PPKM Diperketat?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
28 November 2021 16:00
Virus Outbreak New Variant
Foto: AP/Jerome Delay

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian Omicron atau B.1.1.529 telah masuk menjadi variant of concern atau VOC (varian yang mengkhawatirkan) oleh WHO. Varian tersebut terdeteksi di Afrika Selatan, namun ternyata sudah ditemukan kasus konfirmasi dari Omicron di negara lain. Kemunculan ini terjadi di tengah hiruk pikul jelang libur Natal dan tahun baru (Nataru).

Sebelumnya pemerintah telah menegaskan demi mencegah lonjakan kasus Covid-19, akan melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia pada momen liburan Natal dan Tahun Baru.

PPKM level 3 dijadwalkan mulai diberlakukan mulai dari tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

Munculnya varianOmicron ini membuat banyak pemerintah dunia kelabakan, yang mana jugaturut jadi perhatian pemerintah Indonesia. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah sedang melakukan analisis terkait kemunculan varian tersebut.

Pemerintah RI juga baru saja resmi melarangpelaku perjalanan dari Afrika Selatan. Visa kunjungan dan visa tinggal terbatas juga ditangguhkan sementara bagi warga negara Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria.

Sebelumnya Israel menjadi negara pertama yang menutup perbatasan terhadap kunjungan dari semua negara demi memitigasi potensi wabah baru, pasca kabar merebaknya varian baru ini yang telah ditemukan di beberapa negara lain termasuk Inggris, Jerman, Hong Kong dan Italia.

Saintis menemukan bukti awal yang menunjukkan bahwa varian omicron sangat menular, mungkin lebih menular daripada varian delta. Dengan lebih dari 30 mutasi pada protein spike - bagian dari virus yang mengikat sel manusia dsn menginfeksinya - omicron bisa lebih menular dan memiliki lebih banyak mekanisme untuk menghindari kekebalan yang telah diberikan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

Sejauh ini, kasus varian telah muncul terutama pada orang muda, membuat mereka kelelahan dan dengan nyeri tubuh dan nyeri, menurut Dr Angelique Coetzee, kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengungkapkan kepada BBC.

Sehubungan dengan puncak pandeminya, kasus di Afrika Selatan saat ini relatif rendah. Namun, masih mengalami lonjakan substansial dalam infeksi baru: Pada hari Jumat, Afrika Selatan melaporkan 2.828 kasus Covid-19 baru, menurut Associated Press, dengan sebanyak 90 persen dari kasus tersebut berpotensi disebabkan oleh varian Omicron.

Infeksi ulang juga menjadi perhatian dengan varian baru, menurut jurnal Nature, tetapi pada tahap awal ini, sulit untuk mengatakan seberapa besar kemungkinan infeksi ulang atau infeksi terobosan yang terjadi.

"Profil mutasi membuat kami khawatir, tetapi sekarang kami perlu melakukan pekerjaan untuk memahami signifikansi varian ini dan apa artinya bagi respons terhadap pandemi," Dr. Richard Lessells, pakar penyakit menular di University of KwaZulu-Natal di Durban, Afrika Selatan, mengatakan pada konferensi pers kementerian kesehatan Afrika Selatan pada hari Kamis.

Apakah kemanjuran pengobatan seperti antibodi monoklonal - dan pengobatan pil baru dari Pfizer dan Merck - akan sama terhadap varian Omicron juga tidak jelas, demikian juga virulensi varian baru, atau seberapa sakitnya mereka yang terinfeksi, Dr. Leana Wen, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington, mengatakan dalam wawancara dengan CNN Internasional pada hari Jumat (26/11).

Bursa saham nasional sepekan ini anjlok, menyusul sentimen mayor dari bursa global menyusul penemuan varian baru virus Covid-19 di Afrika yang diduga lebih mudah menular dan lebih tahan melawan antibodi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (27/22/2021) drop 2,06% atau 137,79 poin menjadi 6.561,553. Namun dalam hitungan sepekan, IHSG terhitung ambles 2,36% atau 158,7 poin dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu di level 6.720,263.

Koreksi mingguan itu berbalik dari reli sepekan sebelumnya yang sebesar 1,04%. Tekanan tersebut juga membuat IHSG longsor melewati dua level psikologis, dari 6.700 menjadi 6.500, dan menghapus seluruh reli yang dikumpulkan sepanjang November.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai perdagangan sepekan mencapai Rp 68,8 triliun, dengan Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 602,6 miliar.

Aksi jual terbesar menimpa saham PT Dayamitral Telekomunikasi Tbk (MTEL), di mana investor asing mencetak net sell senilai Rp 1,9 triliun, disusul oleh saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai penjualan bersih Rp 1,2 triliun.

Selain pasar modal dalam negeri, Bursa Asia utama lainnya ditutup berjatuhan pada perdagangan hari terakhir pekan ini, karena ketakutan sama yang dirasakan investor.

Indeks Hang Seng ditutup ambruk 2,67% ke level 24.080,52, Nikkei Jepang ambles 2,53% ke 28.751,619, Straits Times Singapura ambrol 1,72% ke 3.166,27, KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,47% ke 2.936,44, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,06% ke 6.561,55, dan Shanghai Composite China melemah 0,56% ke 3.564,09.

Sebelumnya, ketika varian delta dikabarkan mulai menyebar pasar modal dalam negeri juga mengalami dampak serupa. Varian tersebut, sejatinya sudah dideteksi akhir tahun lalu namun baru diberikan nama pada akhir Mei 2021 akibat telah menyebar secara luas.

Kala itu, sejak awal Juni IHSG tidak sanggup bangkit untuk menembus level psikologis 6.200, karena situasi pandemi dalam negeri yang cukup mencekam, di mana dari hari ke hari pemerintah mengumumkan rekor baru dalam tambahan kasus positif baru yang memaksa pemerintah membatasi akses dan memberlakukan PPKM level tertinggi.

Bursa saham sendiri baru mulai membaik berhasil menembus level 6.200 dan mengalami reli pada akhir September tahun ini setelah kasus Covid mampu berkurang signifikan yang juga disertai kenaikan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia.

Jika pemerintah gagal menanggulangi penyebaran varian baru ini dan kembali kecolongan seperti ketika varian delta menyerang tengah tahun ini, bukan tidak mungkin kondisi IHSG yang sempat membaik, kembali tersungkur ke harga yang jauh lebih rendah.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular