Analisis Teknikal

Doji-Shooting Star Unjuk Gigi, IHSG Lanjut Jeblok di Sesi 2?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 November 2021 12:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok lebih dari 1,4% ke 6.603,087 di perdagangan sesi I Jumat (26/11), bahkan sempat menembus ke bawah 6.600. Nilai perdagangan meningkat ke level Rp 9,1 triliun yang melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 945.000-an kali. Investor asing hari ini masih mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 101,3 miliar.

IHSG jeblok bersama bursa saham Asia lainnya. Indeks Nikkei Jepang bahkan anjlok nyaris 3%. Sentimen negatif pemicunya adalah munculnya virus corona (Covid-19) varian terbaru dengan lonjakan mutasi, yalni B.1.1.529.

Varian Covid-19 ini telah terdeteksi di Afrika Selatan dan bermutasi menjadi lebih resistensi melawan antibodi sehingga dikhawatirkan mengurangi efektivitas vaksin dan secara bersamaan lebih menular.

Secara teknikal, efek dari duet pola Doji dan Shooting star langsung terlihat pada hari ini. Pola Doji di bentuk pada awal pekan ini yang memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.

Kemudian kemarin, IHSG yang gagal mempertahankan penguatan tajam membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

IHSG langsing jeblok hingga melewati target penurunan 6.620, bahkan sempat nyaris ke bawah 6.600.

Selama bertaan di atas level 6.600, IHSG berpeluang bangkit di perdagangan sesi II, dengan target ke kisaran 6.640.

Peluang rebound juga terlihat dari indikator stochastic yang mencapai wilayah jenuh jual (oversold) pada grafik 1 jam.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya ketika mencapai wilayah oversold, IHSG berpeluang naik. Tetapi sekali lagi syaratnya selama bertahan di atas 6.600. Jika level tersebut ditembus, IHSG bisa merosot lebih dalam ke 6.560.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular