Bursa Asia dan IHSG Nyungsep, Rupiah Makin Terpuruk!
Jakarta, CBNC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih tertahan di atas Rp 14.300/US$ hingga pertengahan perdagangan Jumat (26/11). Memburuknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah yang merupakan aset emerging market mengalami tekanan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis saja 0,04% ke Rp 14.270/US$. Tetapi setelahnya rupiah jeblok hingga 0,42% ke Rp 14.325/US$. Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.320/US$ melemah 0,39% di pasar spot.
Di sisa perdagangan hari ini, rupiah berisiko melemah lebih lanjut melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.313,00 | Rp14.337,2 |
1 Bulan | Rp14.346,00 | Rp14.367,0 |
2 Bulan | Rp14.392,00 | Rp14.414,0 |
3 Bulan | Rp14.432,00 | Rp14.455,0 |
6 Bulan | Rp14.570,00 | Rp14.601,0 |
9 Bulan | Rp14.713,00 | Rp14.751,0 |
1 Tahun | Rp14.894,00 | Rp14.926,0 |
2 Tahun | Rp15.409,90 | Rp15.483,7 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Memburuknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham Asia yang nyungsep pagi ini, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga kembali ke zona merah. Indeks Nikkei Jepang bahkan ambrol nyaris 3%, kemudian Hang Seng Hong Kong merosot lebih dari 2%. Sementara IHGS di perdagangan sesi I jeblok nyaris 1,5%.
Penyebabnya, lonjakan kasus penyakit akibat virus corona di Eropa serta munculnya varian baru yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO).
Varian baru virus corona B.1.1.529 ditemukan di Afrika Selatan, yang dikatakan mengandung beberapa mutasi yang terkait dengan peningkatan resistensi antibodi. Ini diyakini ilmuwan dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Sementara itu, WHO sendiri mengatakan tengah meminta pertemuan darurat untuk memantau varian itu. Ini penting di tengah makin melonjaknya kasus Covid-19 di Eropa dan dunia yang memasuki musim liburan akhir tahun. Beberapa negara di Eropa juga sudah mengumumkan lockdown akibat lonjakan kasus yang dialami.
Munculnya varian baru tersebut membuat Inggris mengumumkan akan melarang kembali penerbangan dari enam negara Afrika. Hal ini berlaku mulai Jumat ini.
"Badan Keamanan Kesehatan Inggris sedang menyelidiki varian baru," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid dalam sebuah tweet yang mengumumkan pembatasan perjalanan.
"Lebih banyak data diperlukan tetapi kami mengambil tindakan pencegahan sekarang."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)