
Biden Cs Versus OPEC Memanas! Gimana Harga Minyak Hari Ini?

Kemarin, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bakal melepas cadangan minyak strategis ke pasar. Langkah ini diikuti oleh negara-negara lainnya yaitu Jepang, China, Korea Selatan, dan India. Upaya ini dilakukan untuk menekan harga minyak yang tahun ini memang naik sangat tinggi.
Namun ternyata para 'Avengers' ini belum kompak. China ternyata belum berkomitmen penuh untuk merilis cadangan minyak mereka. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu punya jadwal dan mekanisme sendiri untuk melepasa cadangan minyak, tidak mengikuti arahan 'Captain America'.
Di sisi lain, Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) masih ogah untuk menaikkan tambahan produksi. OPEC (plus sekutunya seperti Rusia sehingga menjadi OPEC+) sudah sepakat untuk menaikkan produksi 400.000 barel per hari per bulan hingga akhir 2021. Tidak ada tambahan lagi.
Uni Emirat Arab, salah satu anggota OPEC, menegaskan sekarang tidak rasional untuk menambah produksi minyak. Soalnya, ada perkiraan terjadi surplus permintaan sampai kuartal I-2022.
"Kami merujuk ke data dan semuanya mengindikasikan akan ada surplus pada kuartal I. Jadi tidak logis untuk menaikkan produksi," tegas Suhail Al-Mazrouei, Menteri Energi UEA, seperti dikutip dari Reuters.
Al-Mazrouei menanggapi dingin aksi AS dan kroninya. Menurut dia, semestinya aksi itu adalah urusan negara masing-masing.
"Saya rasa aksi negara-negara seputar cadangan minyak adalah urusan mereka sendiri. Mereka tidak berkonsultasi dengan kami saat akan menambah akan mengurangi cadangannya," ujar Al-Mazrouei.
Tarik-menarik antara AS dan sekutunya versus OPEC akan terus mewarnai perkembangan harga minyak dalam waktu dekat. Ketidakpastian ini membuat investor memilih merealisasikan keuntungan selagi ada kesempatan. Sepertinya kesempatan tersebut terbuka hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)