Mulai Ekspansi, Emisi Obligasi Korporasi 2022 Bisa Rp 135 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan surat utang korporasi di tahun depan diperkirakan akan mencapai kisaran Rp 125 triliun-Rp 135 triliun. Hal ini sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian setelah dihadang krisis akibat pandemi Covid-19 dan perusahaan-perusahaan memulai kembali ekspansi bisnisnya.
Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra mengatakan di samping perekonomian yang mulai membaik, nilai obligasi yang akan jatuh tempo di tahun depan juga terbilang besar mencapai Rp 143 triliun.
"Tahun depan diharapkan bisa naik di kisaran Rp 125 triliun sampai dengan Rp 135 triliun. Yang jatuh tempo lumayan banyak yaitu Rp 143 triliun. Ada kemungkinan di refinancing dengan obligasi baru. Dan mudah-mudahan ekonomi membaik sehingga emiten melakukan ekspansi," kata Salyadi kepada CNBC Indonesiam, Selasa (24/11/2021).
Sejalan dengan itu, PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) menilai di tahun depan emiten juga mulai percaya diri untuk melakukan ekspansi dan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) lebih besar. Di samping juga melakukan pembiayaan kembali (refinancing) untuk utangnya.
"Untuk tahun depan 2022, penerbitan obligasi korporasi berpotensi lebih semarak. Selain faktor capex juga perekonomian yang diperkirakan semakin terbuka, setelah pandemi dapat lebih terkendali, sehingga mendorong korporasi mengambil momentum untuk ekspansi dan refinancing," kata Yoyok Isharsaya, Direktur Utama PHEI.
Namun demikian, saat ini investor terutama asing juga masih mengantisipasi terjadinya tapering oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.
Untuk itu investor juga akan memantau kebijakan makro Indonesia dan upaya Bank Indonesia dalam menahan dampak tapering tersebut.
Optimisme penggalangan dana yang lebih besar juga ditunjukkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan di samping perekonomian yang mulai membaik, indikator pasar modal juga menunjukkan peningkatan pertumbuhan jumlah investor dan pergerakan IHSG terus membaik.
"Diharapkan perkembangan positif dari beberapa indikator pasar tersebut dapat terus berlanjut dan meningkat di tahun 2022, sehingga membawa optimisme dan menjadi momentum bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan penggalangan dana di pasar modal," jelas dia.
Di samping itu, menurut Nyoman, perkembangan kondisi new normal yang semakin kondusif dan pemulihan ekonomi nasional yang diekspektasikan akan mencapai 5,2% pada tahun 2022, dapat menjadi driver yang mendorong korporasi melakukan ekspansi bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
(mon/hps)