
Wall Street Dibuka Menguat, Meski Terbatas

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (23/11/2021), setelah aksi jual atas saham-saham teknologi menyusul kenaikan imbal hasil (yield) obligasi kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14 poin pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 77,2 poin (+0,22%) ke 35.696,41 sementara S&P 500 tumbuh 5,8 poin (+0,12%) ke 4.688,77. Nasdaq bertambah 8,7 poin (-0,05%) ke 15.846,06.
Saham penyedia rapat online Zoom Video Communications ambles 12% di sesi pembukaan di tengah membaiknya pandemi Covid-19 yang berujung pada menurunnya penggunaan rapat online.
Kemarin indeks S&P 500 dan Nasdaq anjlok setelah pasar kembali merespons kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar, sebesar 9 basis poin menjadi 1,62% pada Senin. Dow Jones Industrial Average naik 17 poin, setelah sempat melesat lebih dari 300 poin. Indeks S&P 500 turun 0,32% sedangkan Nasdaq drop 1,26%.
Pada awalnya, saham menyambut positif nominasi Jerome Powell untuk melanjutkan jabatannya sebagai Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), yang memicu ekspektasi bahwa jalur kebijakan moneter masih berlanjut menuju pemulihan pandemi dan mengatasi inflasi.
Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan akan melepas minyak di cadangan strategis untuk menurunkan harga BBM di tengah inflasi yang menyentuh level tertingginya dalam tiga dekade terakhir.
Investor akan memantau data ekonomi pada Selasa, termasuk klaim tunjangan pengangguran mingguan, update Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan personal, dan angka keyakinan konsumen.
Musim rilis laporan keuangan masih akan ramai di antaranya oleh Fitch, Dell Technologies, GAP, dan HP. Di sisi lain, kekhawatiran penyebaran virus Covid-19 masih membayangi di mana Kanselir Jerman Angela Merkel mengingatkan adanya lonjakan kasus baru.
"Jika ini merupakan pekan Thanksgiving, dalam beberapa hari ke depan volume perdagangan akan sangat rendah dan kemungkinan tidak banyak kemeriahan," tutur Ryan Detrick, Kepala Perencana Keuangan LPL Financial, seperti dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir