
IHSG Ambrol Dikepung Sentimen Negatif, Sesi 2 Bagaimana nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan Senin (22/11/2021) dengan koreksi. IHSG ambles 0,42% ke level 6.692,27 pada istirahat siang.
IHSG dibuka menguat 0,17% ke level 6.731,52. Indeks bahkan sempat tembus level all time high baru di 6.754,46 sebagai level tertinggi perdagangan intraday hari ini. Sementara itu level terendah yang pernah dicicipi IHSG hari ini berada di 6.690,82.
Di saat indeks mengalami koreksi terpantau ada 213 saham menguat, 303 melemah dan 146 saham stagnan.
Secara sektoral indeks teknologi, real estate dan utilitas menjadi pendorong utama amblesnya IHSG hari ini. Ketiga indeks sektoral tersebut ambles lebih dari 0,5%. Hanya sektor kesehatan yang mengalami kenaikan 1,01%.
Berita negatif yang datang dari Eropa dan tak kompaknya saham-saham di Bursa New York tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bursa saham Asia yang akan buka hari ini, Senin (22/11/2021).
Dari Eropa, kasus Covid-19 melonjak puluhan kali lipat dan membuat pemerintah di berbagai negara kembali mengambil tindakan tegas.
Austria menjadi sorotan dunia setelah memilih kembali mengimplementasikan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional. Sementara itu Jerman memilih untuk membatasi mobilitas masyarakat yang belum divaksinasi.
Kecemasan akan kembalinya lockdown berskala global juga merembet ke pasar komoditas. Harga kontrak futures minyak mentah pun ambrol ke level di bawah US$ 80/barel.
Dari dalam negeri, pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia sudah terkendali. Namun pemerintah mengantisipasi kembali terjadinya lonjakan di akhir tahun ini. Oleh karena itu pemerintah rencananya akan menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia mulai 24 Desember hingga 2 Januari.
Setelah ambles 0,42% di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.720 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6671 untuk mengalami tren bearish.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 57,43 dan cenderung bergerak turun. Secara umum peluang indeks untuk lanjut terkoreksi di sesi II masih ada apalagi setelah menyentuh level tertinggi all time high baru yang dapat memicu adanya aksi profit taking.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000