Akulaku Jack Ma Jadi Pengendali, BBYB Tambah Modal Rp 2,5 T

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 November 2021 12:45
Dok.Bank Neo Commerce

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V alias rights issue senilai Rp 2,51 triliun.

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/11/2021), Bank Neo Commerce akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 (1,93 miliar) saham baru atau sebesar 20,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD V dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Adapun harga pelaksanaan sebesar Rp1.300 setiap saham sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp2.505.310.850.900 (Rp 2,51 triliun), yang berasal dari saham portepel Perseroan dan akan dicatatkan di BEI.

Setiap pemegang saham yang memiliki 35 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 30 November 2021 pukul 16.00 WIB mempunyai 9 HMETD dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru yang ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp1.300 setiap saham.

HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai 2 Desember 2021 sampai dengan 8 Desember 2021. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.

Fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) selaku pemegang saham pengendali BBYB, Rockcore Financial Technology Co. Ltd. selaku pemilik lebih dari 5% saham BBYB dan merupakan satu kelompok usaha dengan PT Akulaku Silvrr Indonesia, dan PT Gozco Capital selaku pemilik lebih dari 5% saham perseroan, telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rights issue ini.

Manajemen menjelaskan, tidak terdapat pembeli siaga dalam rights issue ini.

"Dengan demikian, apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel," kata manajemen dalam keterangannya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (22/11/2021).

Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya dalam aksi korporasi ini akan mengalami penurunan kepemilikan saham (dilusi) sebesar 20,45% pasca-rights issue.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan seluruhnya oleh Bank Neo Commerce untuk memperkuat modal inti sebagai berikut.

Pertama, sekitar 15% akan digunakan sebagai modal untuk mendukung ekspansi kredit/aktiva produktif Perseroan.

Kedua, sekitar 40% akan digunakan untuk kegiatan operasional perbankan.

Ketiga, sekitar 30% akan digunakan untuk mendukung pengembangan Teknologi Informasi.

Keempat, sekitar 15% akan digunakan untuk memperkuat rasio KPMM (CAR) untuk cadangan aset produktif perseroan ke depannya.

Sebagai informasi, hingga akhir September 2021, modal inti (tier 1) Bank Neo Commerce tercatat sebesar Rp 1,03 triliun. Angka tersebut masih di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan modal minimum bank Rp 2 triliun tahun ini.

Sebelumnya, PT Akulaku Silvrr Indonesia resmi menjadi pengendali Bank Neo Commerce.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Akulaku resmi mengambil alih 24,98% saham BBYB.

"Perseroan, Akulaku dan PT Gozco Capital sebagai pemegang saham pengendali telah menandatangani akta pengambilalihan nomor 13 pada tanggal 17 November 2021," ungkap Corporate Secretary BBYB, Agnes Fibri Triliana, dikutip Minggu (21/11).

Pengambilalihan ini juga sudah mendapat lampu hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya, yang bertindak sebagai ultimate shareholder adalah Li Wenbo dan Hu Bo.

Seperti diketahui, sebelumnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BBYB yang kedua pada awal Oktober lalu telah mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali BNC.

Penetapan ini telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan mengatakan, dengan pengesahan Akulaku menjadi pemegang saham pengendali di BNC, dia meyakini, kolaborasi ini akan semakin intensif dan erat juga akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri yang menghadirkan berbagai inovasi berkelanjutan.

Salah satu kolaborasi yang semakin intensif adalah dalam penyaluran dana ke masyarakat. Pengalaman Akulaku dalam sisi lending menjadi nilai tambah bagi BNC sebagai bank digital sejalan dengan upaya BNC untuk memperkuat sisi lending di akhir tahun ini hingga tahun mendatang

"Dukungan dari Akulaku ini semakin memperkuat ekosistem digital BNC dan membuat BNC memiliki proposisi yang berbeda dibandingkan dengan pelaku industri lainnya," kata Tjandra, dalam keterangan resmi, Jumat (8/10/2021).

Asal tahu saja, per 18 November 2021, PT Akulaku Silvrr Indonesia menguasai 24,98% saham BBYB. Kemudian, Rockcore Financial mempunyai 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd memiliki 11,099%, dan Gozco Capital 16,37%, dan sisanya dimiliki masyarakat.

PT Akulaku Silvrr Indonesia merupakan bagian dari Akulaku Group yang menyediakan layanan di bidang e-commerce dan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara yang beroperasi di empat negara besar: Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia. Akulaku juga disuntik oleh Ant Financial, perusahaan yang terafiliasi dengan pendiri Alibaba, Jack Ma.

Fintech ini menargetkan pasar negara berkembang dengan kelompok konsumen yang kurang terlayani tetapi berkredibilitas dengan pertumbuhan cepat.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular