Bursa Asia Dibuka Beragam, Semoga IHSG Baik-baik Saja

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
19 November 2021 08:50
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka cenderung beragam pada perdagangan Jumat (19/11/2021), di tengah beragamnya pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (18/11/2021) waktu AS.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,38% dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,31% pada perdagangan pagi hari ini.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong dibuka ambles 1,57%, Shanghai Composite China turun tipis 0,05%, dan Straits Times Singapura melemah 0,14%.

Investor Asia akan mengamati pergerakan pasar saham China dan Hong Kong pada hari ini, setelah aksi jual masif di saham teknologi China yang terdaftar di kedua indeks tersebut sehari sebelumnya.

Indeks teknologi Hang Seng pada perdagangan kemarin ambles 3%, diperberat oleh saham-saham teknologi China yang ditutup ambruk. Saham Alibaba pada perdagangan kemarin ditutup ambruk lebih dari 5%, JD dan Baidu juga terjatuh.

Perkiraan pasar terhadap kinerja keuangan Alibaba pada kuartal III-2021 juga meleset, karena perlambatan pertumbuhan ekonomi di China membebani hasil.

Perseroan melaporkan laba bersih sebesar 200,69 miliar yuan (US$ 31,4 miliar), kurang dari perkiraan pasar sebesar 204,93 miliar yuan, tetapi masih meningkat 29% (year-on-year/yoy). Perusahaan melaporkan laba per saham 11,20 yuan, kurang dari perkiraan 12,36 yuan dan penurunan 38% (yoy).

Sementara itu dari Jepang dan Korea Selatan pada hari ini telah merilis data inflasinya pada periode Oktober 2021, di mana Jepang merilis data inflasi dari sektor konsumen yakni Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) dan Korea Selatan merilis Indeks Harga Produsen (IHP) atau producer price index (PPI).

Pemerintah setempat melaporkan IHK Negeri Sakura pada Oktober lalu tercatat turun menjadi 0,1% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), IHK Jepang juga turun menjadi -0,2%, dari sebelumnya pada September lalu sebesar 0,4%.

Adapun IHK inti (CPI), yang tidak termasuk harga makanan, tetapi termasuk biaya bahan bakar, masih sama dari periode sebelumnya, yakni sebesar 0,1% (yoy).

Angka IHK inti juga sesuai dengan perkiraan pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan di angka 0,1%.

Harga bahan bakar yang lebih tinggi terjadi jelang musim dingin ketika permintaan energi meningkat dan dikhawatirkan akan memberikan pukulan bagi konsumen Jepang karena negara tersebut melihat adanya peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai negara setelah sempat memberlakukan keadaan darurat akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Sedangkan di Korea Selatan, PPI Negeri Ginseng pada Oktober melonjak dan menjadi kenaikan yang tercepat dalam 13 tahun terakhir. Hal ini didorong oleh melonjaknya harga komoditas energi seperti minyak mentah dunia.

Berdasarkan data dari bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK), PPI bulan lalu melonjak 8,9% (yoy), dari sebelumnya pada September lalu yang naik 7,6%. Hal ini menjadikan laju tercepat sejak Oktober 2008.

Sebagai rincian, kenaikan PPI Korea Selatan pada bulan lalu ditopang oleh naiknya harga produksi barang-barang industri, yakni melonjak 15,4% dan kenaikan harga komoditas batu bara dan minyak bumi sebesar 85,6%.

Sementara harga produksi listrik, gas dan air ledeng, barang-barang pertanian, peternakan dan perikanan, dan jasa juga masing-masing tumbuh 6,2%, 2,6% dan 2,4%.

Beragamnya bursa Asia pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis (18/11/2021) kemarin.

Indeks Dow Jones mengakhiri perdagangan Kamis kemarin dengan melemah 0,17% ke 35.870,95, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,34% dan 0,45% ke 4.704,54 dan 15.993,71.

Tingginya inflasi di AS dan berbagai negara menjadi salah satu kecemasan para pelaku pasar. Hari sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street berakhir di zona merah, kemudian bursa Asia. dan Eropa menyusul kemarin.

Selain itu kasus Covid-19 yang kembali menanjak di Eropa membuat sentimen pelaku pasar sedikit memburuk.

Sementara itu dari data ekonomi, rilis klaim tunjangan pengangguran mingguan per pekan lalu tercatat di angka 268.000 atau sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 260.000, dari posisi pekan sebelumnya 267.000 klaim.

"Laporan ekonomi baru-baru ini masih kuat, tetapi pergerakan pasar saham hari ini menandakan bahwa ia sudah mendiskon siklus Covid-19," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group seperti dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular