Jangan Main-main Sama Xi Jinping! Batu Bara Saja Nyerah...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 November 2021 08:09
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara berhasil kembali membukukan kenaikan. Namun rasanya sulit untuk berharap harga batu bara bisa melonjak seperti beberapa waktu lalu.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup US$ 152/ton. Naik 0,5% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Perlahan tetapi pasti, harga batu bara mulai bangkit. Kini harga si batu hitam sudah membukukan kenaikan 1,57% dalam sepekan terakhir secara point-to-point. Akan tetapi, dalam sebulan terakhir harga masih anjlok 35,32%.

Ada faktor yang membuat harga batu bara tertahan, sulit meroket seperti belum lama ini. Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping terus berupaya menekan harga batu bara. Ini dilakukan agar tidak membebani industri, terutama yang padat energi.

"Pemerintah China melakukan intervensi. Beberapa penambang menawarkan batu bara mulut tambang 5.500 kcal/kg seharga CNY 900/ton. Turun jauh dibandingkan puncaknya yang seharga CNY 2.545/ton," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

Pemerintah China, lanjut Hassall, juga tengah mempertimbangkan pembatasan (cap) harga batu bara domestik di CBY 1.100/ton untuk batu bara termal 5.500 kcal/kg. Turun 57% dibandingkan harga puncaknya.

Selain itu, pemerintahan Kamerad Xi juga memerintahkan produsen untuk menggenjot produksi agar harga lebih terkendali. Hasilnya, stok batu bara di Pelabuhan Qinhuangdao pada pekan yang berakhir 11 November 2021 naik 7,6% dari pekan sebelumnya menjadi 5,66 juta ton. Dibandingkan posisi terendah pada 17 Juli 2021, stok sudah naik 56,4%.

"Ini terjadi seiring arahan pemerintah untuk menaikkan produksi. Komite Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) dan Badan Energi Nasional China (NEA) menerbitkan izin untuk menghidupkan kembali tambang batu bara yang sudah tidak beroperasi, izin menambah produksi, ekspansi wilayah pertambangan, sampai mengirim tim untuk memonitor kepatuhan dunia usaha," terang Hassall.

Kalau Xi sudah serius seperti ini, maka pasokan batu bara bakal melimpah. Oleh karena itu, rasanya sulit berharap harga bisa 'lompat' seperti dulu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular