Bursa Asia Hari Ini Berakhir Tak Kompak

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
16 November 2021 17:13
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (16/11/2021),karena investor memantau pertemuan secara virtual antara Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping.

Indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,11% ke level 29.808,119, Hang Seng Hong Kong melesat 1,27% ke 25.713,779, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,53% ke posisi 6.651,207.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China ditutup melemah 0,33% ke level 3.521,79, Straits Times Singapura turun tipis 0,05% ke 3.238,80, dan KOSPI Korea Selatan juga terkoreksi tipis 0,08% ke 2.997,21

Indeks Hang Seng melesat lebih dari 1%, ditopang oleh kenaikan saham sektor teknologi, barang kebutuhan pokok, dan perawatan kesehatan (healtcare) di kawasan tersebut.

Indeks Hang Seng Tech, sub-indeks kebutuhan pokok konsumen, dan sub-indeks perawatan kesehatan melesat antara 1,7% dan 2,6%.

Di lain sisi, saham sektor pengembang properti China yang terdaftar di Hong Kong melonjak 2,1%. Namun, saham Kaisa Prosperity, unit layanan properti dari pengembang Kaisa Group ambles 10,6%, seiring dilanjutkan perdagangan saham tersebut selama sehari setelah manajemen mengatakan bahwa masalah likuiditas perusahaan induknya tidak akan memengaruhi operasi Kaisa Prosperity.

Meskipun sikap pelaku pasar di Asia cenderung beraga, tetapi mereka tetap memfokuskan perhatiannya ke pertemuan secara virtual antara Presiden AS, Joe Biden dengan Presiden China, Xi Jinping.

Dalam agenda tersebut, kedua pemimpin negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia ini memusatkan diskusi dalam beberapa hal termasuk perdagangan, teknologi, Xinjiang, dan terutama Taiwan.

Khusus soal Taiwan, Beijing disebut-sebut meminta AS agar mundur dari dukungannya terhadap Taipei.

Xi mengatakan AS bermain api. Hal ini terungkap dalam pembicaraan virtual kedua pemimpin negara yang berlangsung Senin (15/11/2021) malam waktu AS atau Selasa (16/11/2021) pagi waktu China.

"Otoritas Taiwan telah berulang kali mencoba 'mengandalkan AS untuk kemerdekaan'," kata Xi seperti dikutip oleh kantor media pemerintah Xinhua.

"Beberapa orang di AS berniat 'menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China'. Tren ini sangat berbahaya dan seperti bermain api, dan mereka yang bermain api akan terbakar."

Dalam rilisnya, meski tak sekeras China, Gedung Putih juga menyiratkan penolakan pada sikap China terkait Taiwan. AFP menulis, penolakan Biden terlihat terkait agresivitas China di Taiwan.

"Di Taiwan, Presiden Biden menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat ... sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata pernyataan Gedung Putih.

Pernyataan itu menegaskan kembali kebijakan lama AS yang meski tidak mengakui kemerdekaan Taiwan, mendukung pertahanan pulau itu. Seorang sumber mengatakan pembicaraan kedua pemimpin negara sangat panjang ketika membahas Formosa.

Sebelumnya, pembicaraan Xi Jinping dan Biden sudah santer terdengar pekan lalu. Meski terjebak masalah lainnya seperti perdagangan dan teknologi, disebutkan Taiwan menjadi agenda khusus bagi kedua pemimpin negara.

Sementara itu dari pasar saham AS, harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung mendatar pada hari ini, karena investor khawatir dengan kembali melonjaknya imbal hasi (yield) surat utang pemerintah AS (Treasury) sebagai dampak dari melonjaknya inflasi Negeri Paman Sam pada Oktober lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular