
Rekor! Cari Uang di Pasar Modal RI Tembus Rp 274 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada beberapa emiten yang akan melakukan 84 penawaran umum berupa berupa IPO, rights issue, penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) di pasar modal dengan target emisi yang dihimpun mencapai Rp 49,19 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengungkapkan, sampai dengan 2 November 2021, terdapat 145 penawaran umum dengan raihan dana secara akumulasi sebesar Rp 274,3 triliun.
Angka ini sudah melampui capaian penawaran umum di tahun 2020 dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah pasar modal Tanah Air.
"Di pipeline terdapat beberapa emiten [melakukan penawaran umum] sampai akir tahun. Ini adalah raising fund tertingi dalam sejarah pasar modal," kata Wimboh di acara Networking (CEON) 2021, Selasa (16/11/2021).
Wimboh menyebut, nilai penawaran umum dalam pipeline tersebut masih didominasi perusahaan di sektor keuangan 59,9%, di sektor infrastruktur 5,1%, energi 1,0%, sektor industri 3,7%, basic materials 14,9%, healthcare 1,6%, consumer non-cyclicals 1,3%, properti dan real estate 3,4% dan di sektor consumer cyclicals 0,4%.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa OJK, M Maulana mengungkapkan, sampai dengan 12 Oktober 2021 lalu, penawaran umum dari IPO, rights issue, dan penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) mencapai Rp 262,31 triliun.
Rinciannya, nilai emisi dari IPO memberi andil sebesar Rp 30,99 triliun, rights issue Rp 159,20 triliun. Penerbitan efek bersifat utang dan sukuk mencapai Rp 72,12 triliun. Capaian ini lebih baik dari nilai emisi yang diterbitkan sepanjang tahun 2017 yang kala itu mencapai Rp 255,79 triliun.
"Ini angka tertinggi sepanjang sejarah bursa. Justru, emisi tertinggi terjadi di masa pandemi," kata Maulana, dalam salah satu webinar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021, Kamis (14/10/2021) bertajuk Two Years of Pandemic: What Go Public can Offer.
Maulana menyebut, salah satu emisi terbesar di tahun ini adalah rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang memperoleh dana sebesar Rp 96 triliun.
Dia menilai, tren aksi korporasi melalui penawaran umum akan terus terjaga di masa pandemi, hal ini karena pemerintah memberikan beragam insentif bagi dunia usaha, termasuk dari sisi fiskal.
"Walau di amsa pandemi, dengan pemerintah tidak diam, banyak insentif fiskal dunia usaha, ini akan tetap terjaga momentum ini," bebernya.
(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GoTo Jadi Penentu IPO Unicorn, Sudah Tunjuk Underwriter?
